Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tewas dalam Serangan Granat Serentak di Rwanda

Kompas.com - 20/02/2010, 15:30 WIB

KIGALI, KOMPAS.com — Seorang tewas dan 18 lainnya cedera dalam tiga serangan granat serentak di tempat-tempat umum di ibu kota Rwanda, Kigali, kata radio nasional, Sabtu (20/2/2010).
      
Lima dari 18 orang yang cedera itu berada dalam kondisi kritis menyusul serangan-serangan di satu stasiun kereta api, sebuah restoran, dan satu gedung pusat bisnis.
     
Tidak ada yang ditahan dan tidak ada reaksi resmi dikeluarkan menyusul serangan-serangan pada Jumat petang itu, kata Radio Rwanda.
    
Menurut rencana, Rwanda akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada Agustus, dan Presiden Paul Kagame diduga kuat akan berusaha untuk dipilih kembali. Kagame, yang memimpin pemerintah pimpinan Tutsi, berkuasa sejak akhir genosida oleh kelompok etnik pada Hutu tahun 1994 yang menewaskan 800.000 orang, sebagian besar etnik Tutsi dan warga Hutu yang moderat.
     
Awal bulan ini, kelompok Hak Asasi Manusia Human Rights Watch (HRW) yang berpusat di New York mengecam gangguan terhadap tokoh-tokoh oposisi politik  di Rwanda yang mengatakan bahwa mereka menghadapi "ancaman-ancaman serangan-serangan dan gangguan" yang meningkat menjelang pemilihan presiden itu.
     
Kelompok itu mengutip satu insiden tatkala Joseph Ntawangundi—seorang anggota FDU-Inkingi, satu partai oposisi baru yang mengecam kebijakan-kebijakan pemerintah—diserang di depan sebuah kantor pemerintah lokal. "Serangan itu tampaknya terkoordinasi dengan baik, diduga telah direncanakan terlebih dulu," kata HRW.
      
Ntawangundi sejak itu dihukum penjara 19 tahun tanpa kehadirannya pada tahun 2007 oleh satu pengadilan "gacaca", salah satu dari pengadilan-pengadilan rakyat yang dibentuk untuk mengadili para pelaku genosida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com