Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Bertemu Dalai Lama

Kompas.com - 19/02/2010, 03:45 WIB

Presiden AS Barack Obama, Kamis (18/2), bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, di Gedung Putih meski China memperingatkan bahwa pertemuan itu dapat lebih memperburuk hubungan kedua negara yang telah tegang akhir-akhir ini.

Pertemuan pertama Presiden Obama dengan Dalai Lama itu diprediksi bakal menimbulkan protes dari Beijing, yang sebelumnya sudah berselisih dengan Washington mengenai berbagai hal, dari soal perdagangan, mata uang, penjualan senjata AS ke Taiwan, dan sensor internet.

Namun, dengan hubungan kedua raksasa ekonomi itu begitu saling terjalin, diperkirakan kecil kemungkinannya ketegangan akan meningkat menjadi konfrontasi langsung. Gedung Putih memperkirakan hanya akan ada pertengkaran terbatas.

Kunjungan Dalai Lama itu bisa menyulitkan upaya Obama dalam mendapatkan bantuan dari China menyangkut isu-isu kunci, seperti menerapkan sanksi yang lebih keras kepada Iran, mengatasi masalah nuklir Korea Utara, dan membentuk sebuah kesepakatan global baru mengenai perubahan iklim.

Dengan meneruskan rencana pertemuan, meski ada keberatan China, Obama mungkin mau memperlihatkan tekadnya untuk menghadapi Beijing yang semakin tegas setelah menghadapi kritik di dalam negeri karena dianggap terlalu lunak dengan para pemimpin China dalam kunjungan ke sana bulan November.

”Pejabat-pejabat China telah mengetahui ini dan reaksi mereka adalah reaksi mereka,” kata jubir Gedung Putih, Robert Gibbs, sehari sebelum kunjungan Dalai Lama.

Walau dikagumi oleh jutaan orang di seluruh dunia sebagai orang yang cinta damai, Dalai Lama dituduh Beijing sebagai seorang separatis yang berbahaya yang menggerakkan kerusuhan di Tibet.

Gibbs mengatakan, AS dan China—perekonomian terbesar dan nomor tiga dunia—mempunyai sebuah ”hubungan matang” yang mampu bertahan dalam menghadapi ketidaksepakatan.

Namun, sadar akan kepekaan China, Gedung Putih telah mencoba untuk menyeimbangkan kunjungan Dalai Lama itu. Kunjungan itu terjadi tak lama setelah sebuah rencana AS untuk menjual persenjataan senilai 6,4 miliar dollar ke Taiwan, yang dianggap China sebagai provinsi yang membangkang.

Dalam upaya untuk tidak mengasingkan China, Obama telah menunda bertemu Dalai Lama sampai terlebih dulu bertemu dengan para pemimpin China dalam perjalanannya ke Asia tahun lalu, tindakan yang menimbulkan kritik dari para anggota DPR AS dan kelompok-kelompok Hak-hak Asasi Manusia (HAM).

Dalam kunjungan hari Kamis, Obama tidak tampil di muka umum bersama Dalai Lama—seperti pendahulu-pendahulu pemimpin Gedung Putih lainnya—dan tidak menerimanya di Ruang Oval. Pembedaan ini memberi isyarat kepada Beijing bahwa Dalai Lama tidak diterima Presiden AS itu sebagai seorang pemimpin politik.

Namun, memberi penghormatan kepada Dalai Lama itu masih akan membantu memoles status pemerintah Obama di kalangan aktivis HAM, yang menuduhnya memusatkan perhatian pada isu global dengan Beijing dengan mengorbankan upaya mendorong pembaruan demokratis China.

Di Ruang Peta

Obama dan Dalai Lama, sama-sama penerima Nobel Perdamaian, berbicara tanpa diliput oleh media di Ruang Peta Gedung Putih, untuk sebuah pertemuan yang disebut Pemerintah AS sebagai pertemuan pribadi.

Dalai Lama, yang melarikan diri ke India tahun 1959, mendarat di Washington yang bersalju hari Rabu dan segera bergabung dengan sekelompok sesama orang Tibet di pengasingan saat mereka merayakan Tahun Baru Losar di sebuah hotel di Washington pusat.

Pendeta Buddha berusia 74 tahun itu menyambut orang-orang Tibet yang mengucapkan selamat, mencicipi susu dan teh yang disampaikan anak-anak kepadanya, dan melempar beras persembahan lewat pundaknya.

Lodi Gyari, negosiator utama dalam dialog yang kadang terjadi dengan China, mengatakan, Dalai Lama berharap dapat berbicara dengan Obama mengenai masalah-masalah global dan situasi di Tibet.

Beijing telah menentang pertemuan antara Obama dan Dalai Lama, menuntut AS mengubah ”keputusan salah”-nya untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada hubungan China-AS.

Pemerintah Obama tidak hanya menolak untuk membatalkan pertemuan itu, tapi juga mengumumkan Menlu Hillary Clinton akan bertemu dengan Dalai Lama pada hari yang sama dengan pertemuan dengan Obama di Deplu AS.

”Dalai Lama adalah seorang pemenang Nobel Perdamaian, pemimpin kebudayaan, dan pemuka agama yang terpandang secara internasional. Menteri Luar Negeri akan bertemu dengan dia dalam kapasitas ini seperti yang telah dilakukan menlu-menlu sebelum ini,” kata jubir Hillary, Mark Toner, sebelum terjadi pertemuan.

Menurut Charles Freeman, analis pada lembaga kajian Center for Strategic and International Studies, pertemuan hari Kamis tidak akan menyebabkan kerusakan yang berarti pada hubungan AS-China atau pembalasan jangka pendek berupa penundaan kunjungan Presiden China Hu Jintao ke Washington yang dijadwalkan bulan April mendatang. (Reuters/AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com