Kekuasaan memberikan kenikmatan, privilege, dan
Dalam retorika politik Indonesia dewasa ini, masih sering terdengar keinginan atau harapan akan adanya pemimpin panutan, yang memegang teguh noblesse oblige. Seseorang dianggap menjadi panutan apabila dia memiliki kebajikan-kebajikan yang patut dicontoh oleh orang lain, yang melihat dalam diri sang panutan suatu model tentang perilaku yang baik dan benar.
Akan tetapi, dalam praktiknya tidak jarang asas noblesse oblige diganti oleh prinsip power tends to corrupt, yaitu bahwa kecenderungan kepada penyelewengan dan kejahatan selalu melekat pada tiap kekuasaan. Ini adalah sisi yang menakutkan dari kekuasaan.
Yang banyak terjadi, memang, kecenderungan kekuasaan untuk memperbesar dirinya jauh lebih kuat daripada kemampuannya membatasi diri. Kecenderungan kekuasaan untuk membenarkan diri juga berkali-kali lebih besar dari kemampuannya mengkritik dan mengawasi dirinya.
Saat itulah
Apa yang terjadi di beberapa negara Amerika Latin memberikan gambaran yang jelas tentang hal itu. Chavez, Morales, Correa, Ortega, dan entah siapa lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.