New York memasuki jajaran 10 kota termahal, naik drastis dari urutan ke-22 menjadi urutan ke-8. Penguatan kurs yen membawa dua kota termahal di dunia berada di Jepang.
Dampak yang sama dirasakan pula oleh kota-kota di China. Karena mata uang China renminbi menguat dibandingkan dengan mata uang lain, semakin mahal pula hidup di kota-kota besar di China. Beijing, misalnya, naik dari peringkat ke-11 menjadi peringkat ke-9, memasuki jajaran 10 kota termahal di dunia. Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou mendapat urutan 12, 22, dan 23.
Nathalie Constantin-Métral, analis senior di Mercer, mengatakan, ”Sebagai dampak langsung dari pelemahan perekonomian sepanjang tahun lalu, kami mengamati terjadinya fluktuasi signifikan pada mata uang kuat dunia. Hal ini memengaruhi susunan peringkat pada tahun ini. Banyak mata uang, termasuk euro, melemah terhadap dollar AS dan menyebabkan turunnya peringkat kota-kota mahal di Eropa. Dengan adanya keterkaitan erat dengan perekonomian global dan mata uang, perusahaan multinasional terus akan terkena dampak krisis global.”
Apakah masih ingin pindah ke Tokyo?