Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi untuk David Mungkin Bertambah

Kompas.com - 23/05/2009, 15:45 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Saksi dalam persidangan kasus David Hartanto Widjaja di Pengadilan Koroner Singapura mungkin bertambah apabila majelis hakim yang diketuai Victor Yeo menganggap perlu.
    
"Beberapa mahasiswa atas permintaan keluarga David bersedia bersaksi. Penambahan saksi dimungkinkan, dan bahkan apabila hakim menganggap tidak cukup waktu, maka waktu sidang dapat diperpanjang," kata Sekretaris I/Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Singapura Yayan GH Mulyana di Singapura ketika dihubungi dari Batam, Sabtu (23/5).
    
Ia berharap dengan saksi-saksi tambahan dari pihak keluarga, majelis hakim mendapatkan informasi menyeluruh dalam memutuskan penyebab kematian David, mahasiswa asal Indonesia di kampus Nanyang Technological University (NTU) pada 2 Maret 2009.
    
Sementara ini, persidangan untuk memeriksa 28 saksi sudah berlangsung tiga hari (20, 21, dan 22 Mei), dan akan dilanjutkan Senin serta Selasa (25, 26 Mei) untuk memeriksa 28 saksi.
    
Kakak almarhum David, William Hartanto Widjaja, akan dimintai keterangan di pengadilan. Persidangan juga akan menayangkan video seorang saksi yang merekam saat-saat menjelang David jatuh dari atap kanopi jembatan penghubung gedung kampus NTU.
    
Pengadilan Koroner Singapura sedang memeriksa dugaan David meninggal karena bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya, kemudian meloncat dari lantai IV ke atap kanopi penghubung kampus, sebelum menjatuhkan diri setelah menikam pembimbing tugas akhirnya, Prof Chan Kap Luk, ataukah akibat kecelakaan, atau malah kemungkinan korban pembunuhan.
    
Dr Marian Wang yang mengotopsi jenazah David pada 3 Maret lalu, pada persidangan hari pertama, 20 Mei lalu, menyatakan terdapat lebih dari 36 luka lecet, memar, dan luka sayat di sekujur jenazah.
    
Namun, ia tidak menyebut secara spesifik apakah ada luka sayatan untuk bunuh diri.
    
Kamis (21/5) lalu pada persidangan hari kedua, Profesor Chan mengatakan pada Senin (2/3) diserang dengan pisau oleh David yang sekitar pukul 10.25 mendatangi dan menyerahkan thumb drive berisi data karya tugas akhir David. Namun, ternyata sang profesor tidak dapat membuka data itu di komputernya.
    
Di dalam ruangan dosen pembimbing David terjadi dua kali pergulatan. Pertama di dekat meja komputer, dan yang kedua di arah pintu keluar. Keduanya kemudian berhamburan keluar.
    
Pattarin Kusopalin di persidangan mengatakan mendengar teriakan minta tolong sebelum melihat Chan keluar dari kantornya dengan baju penuh darah, disusul kemunculan seorang lelaki lain yang bajunya juga basah oleh darah, tetapi tidak bisa memastikan apakah orang itu David atau bukan.
    
Pada persidangan hari ketiga, Jumat (22/5) lalu, dari tujuh saksi, seorang di antaranya Lobna Kamyab, mahasiswa NTU asal Iran, mengatakan, sekitar sepuluh menit membujuk David supaya turun dari atap jembatan penghubung gedung kampus.
    
Lobna sempat memanggil aparat keamanan, tetapi kemudian melihat David menggunakan kedua lengannya untuk mendorong badan hingga jatuh ke tanah.
    
Kesaksian tersebut seperti dapat mematahkan kemungkinan David didorong atau dilempar orang lain hingga jatuh dan meninggal, tetapi faktor pencetus kejadian pergulatan David dengan Chan baru sepihak dari pernyataan Chan, sedangkan mengenai beberapa luka sayat pada David apakah ada yang disebabkan oleh Chan, faktanya belum terungkapkan dalam persidangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com