Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Berbasis Agama Ditinggal, Kubu Rezim Saddam Masih Dilirik

Kompas.com - 03/02/2009, 06:42 WIB

”Berdasarkan hasil sementara, partai-partai baru mendapatkan suara lebih besar, yang membuat peta politik mengalami perubahan, khususnya dalam rangka penciptaan koalisi untuk memerintah di masa datang,” demikian isi tajuk rencana di harian pemerintah Al-Sabah.

”Warga kecewa dengan kinerja partai-partai berbasis agama karena cara-cara mereka bertindak jauh dari kehidupan modern, terutama SIIC yang memiliki kaitan dengan Iran,” kata Mohammed Kazim (38), yang tinggal di kota Najaf, basis Syiah.

PM Irak Nouri al-Maliki adalah seorang pemimpin partai berbasis agama aliran Syiah, lewat Partai Dakwah. Namun, Maliki tidak mengutamakan latar belakang agama dalam pemilu. Partai ini merangkul tokoh-tokoh yang menjadi bagian dari Koalisi Hukum Negara. Partai Dakwah mendapatkan suara yang lebih baik dalam pemilu kali ini.

Partai Dakwah meraih popularitas karena ketegasan PM memberangus milisi Syiah tahun lalu. Partai ini berjaya di Provinsi Najaf, Babil, Diwaniyah, dan Wasit yang menjadi basis Syiah.

Namun, kandidat dari Partai Dakwah tidak dipilih di Provinsi Karbala, juga basis Syiah. Warga di provinsi ini memilih Yussef Habubi, seseorang yang pernah punya koneksi dengan rezim Saddam.

Kegagalan pemerintah mengadakan kebutuhan dasar, seperti air bersih, listrik, dan pekerjaan, menjadi penyebab berpalingnya warga, sebagaimana diutarakan Karima al-Saadawi, seorang wartawan yang berbasis di Karbala.

”Hal yang terjadi adalah warga lebih percaya kepada seorang yang pernah menjadi wakil gubernur dari rezim masa lampau karena kinerjanya lebih baik,” kata Karima.

Ketua SIIC Abdul Aziz al-Hakim mengatakan, pengamanan super ketat membuat warga Syiah terhambat bepergian untuk mencoblos. Tambahan pula, secara de facto, Irak dikuasai AS sejak tahun 2005 dengan kecenderungan menekan kubu Syiah yang dianggap berpihak ke Iran, yang tidak disukai AS.

Abdul Aziz juga membantah kekalahan SIIC. Dia menambahkan, SIIC masih unggul di 11 provinsi yang didominasi Muslim Syiah. ”SIIC masih merupakan pemain utama di wilayah Irak dan berperan besar dalam membangun Irak baru dengan segala kendala dan kompleksitas,” demikian isi pernyataan Abdul Aziz.

Pemimpin SIIC ini tidak merinci apa yang dia maksud dengan kompleksitas tersebut. Sejak tahun 2003, atau sejak invasi AS, ada dua juta warga Irak yang meninggal, dua juta yang lari ke luar negeri, dan dua juta berpindah di dalam Irak, yang lebih kacau sejak invasi AS. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com