Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Berbasis Agama Ditinggal, Kubu Rezim Saddam Masih Dilirik

Kompas.com - 03/02/2009, 06:42 WIB

BAGHDAD, SENIN - Pamor partai-partai berbasis agama agak ditinggalkan para pemilih dalam pemilu tingkat provinsi di semua wilayah Irak, yang berlangsung Sabtu (31/1). Partai-partai sekuler, di antaranya ada yang masih memiliki kaitan dengan almarhum Presiden Irak Saddam Hussein, masih dilirik.

Partai-partai berbasis Syiah adalah pemenang pemilu 2005 lalu dan menjadi bagian utama dari pemerintahan Irak. Hingga hari Senin (2/2), pengumpulan suara masih berlangsung.

Mohammed al-Amjad, juru bicara Komisi Pemilu Irak, Senin di Baghdad, mengatakan, masih diperlukan sekitar dua atau tiga hari untuk pengumuman resmi hasil pemilu.

Dari data awal menyebutkan, partai-partai sekuler mendapat tempat di hati warga dengan porsi yang lebih besar dari perolehan pemilu 2005.

Jumlah partisipasi pada pemilu kali ini sekitar 51 persen, lebih rendah dari partisipasi pemilu 2005 yang sebesar 55,7 persen. Kelompok Syiah memperlihatkan antusiasme yang lebih rendah dalam pemilu kali ini, berbeda dengan warga Sunni yang kini lebih bersemangat. Pada pemilu 2005 warga Sunni memilih tinggal di rumah dan tidak mengikuti pemilu dengan alasan keamanan yang rawan.

Partai Dewan Tertinggi Islam Irak (SIIC), partai utama kubu Syiah, kemungkinan akan kehilangan kontrol di lima provinsi, dari tujuh provinsi yang dikuasai pada pemilu 2005. Secara keseluruhan, warga Syiah mendominasi 11 provinsi yang ada di Irak, khususnya di Irak selatan.

Ada total 18 provinsi di Irak di mana Kurdi mendominasi wilayah Irak utara dan kubu Sunni mendominasi wilayah Irak barat laut dan tengah.

Hasil sementara memperlihatkan pukulan besar bagi SIIC, yang memiliki aspirasi untuk meningkatkan otonomi di wilayah Irak selatan.

Maliki berjaya

Pemenang besar adalah partai-partai sekuler, yakni partai-partai yang dipimpin mantan PM Iyad Allawi serta sejumlah partai baru. Beberapa dari partai baru itu bahkan terkait dengan rezim Saddam Hussein.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com