Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perompak Kadang Dipelihara Barat

Kompas.com - 24/11/2008, 05:33 WIB

Para nelayan tersebut semula hanya meminta pungutan terhadap sejumlah kapal dagang yang lalu lalang di lepas pantai Somalia. Lalu mereka menyadari bisa mendapatkan keuntungan jauh lebih besar jika menyandera atau merompak kapal itu dengan meminta uang tebusan kepada perusahaan atau negara pemilik kapal itu.

Aksi merompak itulah yang memang kemudian dilakukan mereka. Namun, dalam perkembangannya, aksi perompakan semakin profesional dengan menggunakan senjata canggih dan kapal boat cepat. Diduga kuat, para panglima perang lokal terlibat dalam aksi perompakan, dengan tujuan mencari dana perang atau memperkuat kekayaan faksi mereka untuk persiapan kelak menjadi partai politik bila perdamaian tercapai di Somalia.

Adapun para pelaksana perompakan di lapangan banyak direkrut dari mantan anggota Angkatan Laut Somalia. Para perompak di lepas pantai Somalia dilengkapi senjata otomatis dan roket RPG buatan Rusia. Para perompak diangkut dengan kapal berukuran cukup besar, dan ketika menemukan mangsa (kapal dagang yang lewat), mereka berpencar dengan menggunakan kapal boat cepat untuk menyerang mangsanya.

Para perompak tidak merampok atau mengambil barang-barang yang berada di kapal, tetapi menyandera dan menggiring kapal ke tempat lebih aman yang telah ditentukan. Setelah itu, mereka minta uang tebusan melalui pesawat radio atau perantara di daratan. Bukti bahwa banyak tokoh penting Somalia terlibat dalam aksi perompakan adalah seringnya perundingan untuk pembebasan kapal dengan imbalan tebusan uang dilakukan di London atau salah satu ibu kota negara Timur Tengah.

Perantara biasanya berasal dari warga Somalia yang berdomisili di Eropa, atau Afrika, atau Timur Tengah. Perundingan sering berlangsung lama, bisa berminggu-minggu, seperti perundingan pembebasan kapal Ukraina yang membawa tank- tank dan jenis senjata lainnya buatan Rusia menuju Kenya beberapa waktu lalu.

Disinyalir, dari 95 kapal yang dirompak tahun ini, perompak telah mendapatkan tebusan 30 juta dollar AS selain barang-barang penting yang ada di kapal-kapal itu. Bahkan, ada yang menyebutkan, para perompak yang berasal dari berbagai faksi di Somalia mendapat tebusan lebih dari 200 juta dollar AS.

Selama ini, sulit kapal-kapal yang lalu lalang di Teluk Aden atau di lepas pantai Somalia lepas dari kejaran perompak yang sangat terlatih itu.

Namun, disinyalir, antara perompak dan kapal-kapal perang negara Barat sering main kucing-kucingan. Jika ada kapal perang Barat atau negara lain, perompak menjauh dan menghilang. Bila ada kapal dagang yang dikawal kapal perang, perompak tidak menyerang.

Namun, kalau kapal dagang lalai tidak dikawal kapal perang, saat itu para perompak beraksi. Mereka tahu di mana dan kapan kapal-kapal perang negara Barat beroperasi.

Mengikis habis gejala perompakan hampir mustahil selama tidak ada perdamaian dan pemerintahan yang kuat di Somalia. Di sini negara-negara Barat dilematis. Di satu pihak, para panglima perang lokal selama ini dipelihara dan dibina oleh sejumlah negara Barat, khususnya Inggris dan AS, untuk mengimbangi kekuatan kelompok peradilan Islam. Di pihak lain, para panglima perang lokal yang kini menggalang aksi perompakan di lepas pantai Somalia tentunya akan merugikan kepentingan Barat. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com