Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susu dalam Kuliner Turki

Kompas.com - 14/04/2008, 07:57 WIB

Mengapa orang-orang Turki kebanyakan cantik, ganteng, sehat dan berkulit mulus? Jawabnya: karena susunya cocok. Mereka sangat banyak mengonsumsi susu dalam berbagai bentuk produk akhirnya.

Turki adalah satu negara di dunia ini yang menurut saya paling banyak melibatkan susu – khususnya berbentuk yoghurt – dalam kehidupan sehari-hari. Dalam khasanah kuliner Turki, susu tidak hanya tampil sebagai minuman, tetapi juga hadir dalam appetizers, main course, dan desserts, baik dalam bentuk susu, yoghurt, mentega, maupun keju.

Di Istanbul ada satu distrik yang dikenal sebagai penghasil yoghurt terbaik. Kanlica, nama distrik itu, terletak di sisi Asia, persis di tepi Selat Bosphorus. Di sebelah terminal perahu, ada sebuah gerai Kanlica Yoghurt yang sudah terkenal di seantero dunia. Soalnya, jutaan wisatawan dari seluruh dunia yang pernah ikut Bosphorus Tour pastilah sudah singgah ke tempat ini untuk mencicipi kemulusan Kanlica Yoghurt. Thick, creamy, yummy!

Yoghurt-nya memang luar biasa mulus, dengan tingkat keasaman yang cantik. Disajikan dalam citarasa asli alias plain, disertai gula bubuk (confectioner sugar) yang dapat ditaburkan sesuai kesukaan. Bila ada waktu, yang terbaik adalah turun dari perahu atau kapal, dan menikmati Kanlica Yoghurt sambil duduk-duduk di tepi pantai, di bawah kerindangan pepohonan di taman yang asri. Tetapi, para pramusaji Kanlica Yoghurt pun sangat lincah membawa nampan berisi beberapa mangkuk yoghurt ke atas perahu yang singgah sejenak, menerima pembayaran, dan meloncat lagi turun ke bawah.

Salah satu minuman yang populer di Turki adalah ayran. Minuman ini terbuat dari yoghurt dicampur air dan sedikit garam. Di kedai dan restoran yang menyajikan ayran secara fresh, minuman ini hadir dengan busa tebal di permukaannya. Bila orang membeli ayran di dalam botol atau kotak, maka minuman ini dikocok-kocok dulu agar tercipta busa sebelum dituangkan ke gelas. Biasanya disajikan dingin sebagai minuman yang menyegarkan di hari-hari panas. Tetapi, nyatanya pada hari-hari dingin pun orang suka minum ayran. Apapun makanannya, apapun peristiwanya, ayran minumannya!

Di hari-hari dingin, ada pula minuman populer yang disebut sahlep. Minuman ini dibuat dari susu murni yang dicampur dengan bubuk dari akar anggrek. Bubuk akar anggrek ini membuat susunya bertekstur agak kental dan lengket. Disajikan panas dengan sedikit gula, ditaburi bubuk kayu manis di permukaannya. Sluuurrrrp!

Bubuk akar anggrek juga dipergunakan dalam pembuatan es krim khas Turki.

Tekstur es krim yang lembut pun menjadi liat bagai karet. Karakter liat es krim Turki inilah yang dimanfaatkan oleh para penjual es krim untuk melakukan atraksi-atraksi khusus guna menarik pembeli. Tidak hanya di pinggir-pinggir jalan kota besar Turki, tetapi di Kuala Lumpur pun kini sudah terlihat penjual es krim Turki dengan trick-trick sulap yang memukau pembeli.

Hampir dapat dipastikan, yoghurt selalu ada di meja sarapan orang Turki. Seperti Anda mungkin sekarang sudah tahu, saya nyaris tidak pernah sarapan di hotel. Di hotel-hotel berbintang, apa bedanya sarapan di Singapura dibanding di New York? Karena itu, saya sering sudah bergelandangan pagi-pagi mencari sarapan yang menarik.

Di Istanbul, saya menemukan “Sade Kahve”, tidak jauh dari benteng kuno Rumeli Hizar. “Sade Kahve” berpenampilan rustic, seperti layaknya kafe yang sudah hadir di sana sejak setengah abad yang lalu. Berada di dalam kafe tersebut membuat kita bisa merasa seperti di mana saja: London, Paris, San Francisco, atau bahkan Ubud. Ada suasana internasional yang tertangkap di sana. Tetapi, sebetulnya, kafe ini amat sangat tradisional. Contohnya, tidak satupun dari pelayannya yang berbahasa Inggris. Kalau kebetulan pemiliknya berada di situ, maka dialah satu-satunya yang mampu berbahasa Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com