Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan di Penghujung KTT ASEAN

Kompas.com - 21/11/2012, 00:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-21 ASEAN yang dibuka pada Minggu (18/11/2012) pagi di Istana Damai, Phnom Penh, Kamboja, telah berakhir pada Selasa (20/11/2012). Beberapa kemajuan dalam kerja sama telah dicapai. Namun, sebagian persoalan masih menjadi catatan pekerjaan rumah untuk dirampungkan.

Hal-hal yang menjadi catatan dalam KTT antara lain persiapan menuju Masyarakat ASEAN pada tahun 2015, kerja sama ekonomi dan politik antar-negara anggota, pembicaraan sengketa wilayah dengan China, dan pembicaraan dengan Presiden AS Barack Obama.

Masyarakat ASEAN merupakan langkah signifikan perhimpunan negara-negara Asia Tenggara yang dibentuk tahun 1967. Tujuannya untuk mentransformasikan diri menjadi semacam Masyarakat Eropa, termasuk dengan kebijakan pasar tunggalnya, meski belum menyebut rencana penerapan mata uang bersama ASEAN, seperti halnya yang berlaku di Eropa.

Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyatakan, dengan terciptanya Masyarakat ASEAN, tidak hanya akan terjadi kohesivitas sosial, budaya antarmasyarakat anggota ASEAN, tetapi juga langkah-langkah yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya, melalui kemudahan-kemudahan dalam meningkatkan perdagangan dan investasi.

"Segala persiapannya harus dilakukan oleh para menteri menjelang 2015, " kata Hun Sen pada pembukaan KTT.

Hun Sen menekankan pentingnya melakukan negosiasi dalam kerangka Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan (RCEP) yang melibatkan ASEAN plus 6 negara mitranya, yakni Australia, China, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, dan India.

"Upaya ini akan membuka pasar kita dan mentransformasi kawasan ini menjadi sebuah pasar yang terintegrasi bagi tiga miliar penduduk kawasan," ujar Hun Sen.

Kawasan Bebas Perdagangan merupakan strategi kunci ASEAN untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas terhadap mitra dagangnya, serta untuk menarik investasi asing langsung ke ASEAN.

Selain KTT ASEAN, para pemimpin negara-negara ASEAN yang merupakan penggerak ekonomi regional ini mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan mitra dialognya, termasuk Presiden AS Barack Obama yang baru saja terpilih kembali dalam Pemilu AS pada 6 November lalu. Selain Obama, PM China Wen Jiabao juga hadir di KTT ASEAN. Kehadirannya menjadi istimewa, setelah terjadi pergantian kepemimpinan di China, dari Presiden Hu Jintao kepada Xi Jinping.

Sengketa wilayah

Khusus dengan China, ASEAN memiliki agenda yang sangat penting, terutama berkaitan dengan konflik antara negara anggota ASEAN dan China akibat adanya klaim tumpang tindih atas Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

Melalui pertemuan tingkat tinggi ASEAN-China ini, ASEAN mengajukan proposal Tata Berperilaku di Laut China Selatan, yang intinya adalah segala persoalan yang timbul akibat konflik itu akan diselesaikan melalui dialog, bukan dengan cara militer.

Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia merupakan negara garis depan ASEAN yang terlibat dalam konflik tumpang tindih klaim itu. Klaim ini sering menciptakan peluang terjadinya ketegangan militer antarpihak, yang akan mengganggu stabilitas keamanan. Hal tersebut juga tidak menguntungkan dalam upaya peningkatan kerja sama pembangunan dan ekonomi, khususnya antara ASEAN dan China.

Sejauh ini satu-satunya kerangka kerja terkait masalah Laut China Selatan adalah sebuah pakta tak mengikat 2002 yang pada intinya semua pihak yang terlibat sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara damai dan melalui konsultasi yang bersahabat.

Negara-negara ASEAN semula menyatakan kesiapannya untuk menekan China agar secepatnya memulai pembicaraan untuk mengurangi tingkat ketegangan atas sengketa wilayah di Laut China Selatan, Senin (19/11/2012). Para pemimpin 10 negara anggota ASEAN berniat mendiskusikan masalah ini dengan PM China Wen Jiabao yang juga hadir di ibu kota Kamboja itu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com