amun, setelah 67 tahun merdeka, sudah saatnya kita beranjak dan mulai meneropong keberadaan Indonesia dari kacamata global. Sudahkah sejarah Indonesia terpetakan dalam peradaban dunia?
Isu itulah yang kemudian diangkat mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) ke dalam jurnal berjudul Histma (History Media) yang bertemakan ”Indonesia dan Dunia”.
Dalam jurnal ini terdapat empat tulisan utama, masing-masing berjudul Manusia Perahu Vietnam dalam Lembaran Sejarah Indonesia, Sejarah Perdagangan Luar Negeri Indonesia 1945-1967, Politik Luar Negeri Indonesia di Bawah Abdurrahman Wahid, dan Perusahaan Multinasional Indonesia di Asia Tenggara. Selain itu, ada pula opini, esai, dialog, serta resensi buku yang masih berkaitan dengan tema tersebut.
Jurnal Histma dengan isu ”Indonesia dan Dunia” ini diluncurkan pada Jumat (29/6) di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya UGM. Tulisan pertama itu dikerjakan dalam waktu sembilan bulan, mulai dari proses pemilihan tema, penulisan, editing, sampai proses percetakan.
Peluncuran jurnal Histma kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama Ketua Jurusan Sejarah UGM Dr Sri Margana dan salah seorang penulis jurnal sekaligus alumnus jurusan Sejarah UGM, Ravando.
Dalam pemaparannya, Sri Margana menyampaikan, jangan lagi kita membahas apa kontribusi dunia Barat terhadap Indonesia. Sebab, bangsa Timur pun memiliki peran yang kuat dalam perkembangan dunia Barat.
Dulu kita sibuk membahas tentang peninggalan-peninggalan bangsa Belanda setelah menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Namun, tidak banyak yang tahu kalau di Belanda ada banyak restoran dengan cita rasa khas Indonesia.
”Secara tidak langsung, itu menunjukkan bahwa budaya kita telah menjajah Belanda,” tuturnya.