KOMPAS.com - Giliran Laos yang makin serius menata industri pariwisatanya agar setidaknya bersaing dengan sesama negara kawasan ASEAN. Paling tidak, dalam catatan pemerintah Laos, ada target kunjungan 3,5 juta turis hingga 2015. Jumlah itu setara dengan harapan masuknya uang sebesar 500 juta dollar AS.
Secara praktis, ada tujuh program pariwisata Laos. Untuk program itu, pemerintah Laos menggelontorkan dana sekitar 1.250 miliar kip atau setara dengan 150 juta dollar AS, tulis Vientiane Times pada Selasa (8/5/2012) mengutip pernyataan pihak Kementerian Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Laos.
Berturut-turut, tujuh program itu antara lain adalah pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi-lokasi wisata, menggairahkan pelaku bisnis pariwisata untuk makin menjaring turis, promosi internasional, pelatihan pegawai negeri sektor pariwisata, sekaligus pelatihan manajemen untuk pelaku bisnis.
Saat ini, Laos menjaring 2,7 juta wisatawan. Dari jumlah itu, duit yang berputar mencapai 400 juta dollar AS. Sementara, destinasi pariwisata unggulan adalah kota bersejarah di kawasan utara yakni Luang Prabang, kota Vang Vieng, dan ibu kota Vientiane.
Sementara, unggulan lainnya adalah candi Khmer buatan abad kelima di Vat Phou yang sudah masuk dalam daftar Peninggalan Bersejarah Dunia. Namun, masalah di kawasan ini adalah masih sulitnya infrastruktur transportasi, khususnya saat musim hujan tiba. Unggulan lainnya adalah candi kuno di That Luang dan situs ratusan batu megalitik di Plain of Jars.
Laos terbilang negara yang masuk dalam kawasan terkunci, tanpa akses menuju laut. Masalah transportasi menjadi kendala berarti sampai kini. Laos tercatat pula sebagai sisa negara berkembang di Asia Tenggara.