Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pangan dan Pergolakan di Arab

Kompas.com - 02/02/2011, 07:56 WIB

PETAKA politik di Tunisia dan Mesir serta keresahan yang merambat di beberapa negara di kawasan Arab ternyata diawali sejumlah masalah dasar. Salah satunya, krisis pangan di berbagai tempat di wilayah itu. Warga sulit mendapatkan harga pangan yang murah. Harga pangan terus melambung. Kasus di wilayah ini menjadi perhatian dunia karena menjadi contoh awal dampak krisis pangan tahun ini.

Meski pergolakan politik di Tunisia dipicu kasus penempelengan pedagang buah, Mohammed Bouazizi (26), pada 17 Desember tahun lalu oleh seorang polisi, banyak analis menyebutkan bahwa krisis pangan di negara itu menjadi salah satu penyebab kejatuhan rezim Zine al-Abidine Ben Ali.

Sebelum peristiwa itu, rakyat Tunisia marah karena beratnya masalah pengangguran dan tingginya harga pangan. Jumlah penganggur dilaporkan mencapai 14 persen dari usia kerja.

Adapun krisis pangan di Tunisia telah membuat rakyatnya menderita karena harga pangan naik 20-30 persen pada minggu pertama Januari. Krisis pangan dilaporkan akibat musim tanam yang buruk, sementara permintaan terus meningkat. Akses untuk mendapatkan pangan di pasar dunia juga makin sulit.

Kerusuhan akibat krisis pangan juga dilaporkan terjadi di Aljazair. Pengumuman kenaikan harga pangan telah menyebabkan protes besar-besaran di negara tersebut. Pekerja kereta api dan mahasiswa melakukan aksi turun ke jalan. Beberapa tempat, seperti bank, kantor polisi, dan kantor pemerintah, diserang massa. Kerusuhan di Aljazair reda menyusul pemangkasan pajak pangan hingga 41 persen.

Di Amman, Jordania, ribuan warga berunjuk rasa menyusul kenaikan harga pangan. Pada pertengahan Januari lalu, mereka juga menuntut penurunan perdana menteri. Di Sudan selatan, unjuk rasa juga terjadi menyusul pengurangan subsidi pangan dan bahan bakar.

Di Mesir, kenaikan harga pangan juga telah menjadi salah satu penyebab kerusuhan di negara itu. Desember tahun lalu, beberapa kalangan telah memperingatkan akan munculnya krisis pangan di negara itu. Akan tetapi, tidak ada tindakan yang nyata. Saat berdemonstrasi, warga meneriakkan tuntutan agar harga pangan segera diturunkan.

Presiden Mesir Hosni Mubarak telah meminta pemberian subsidi harga pangan serta mengupayakan pengendalian inflasi untuk meredakan unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi di sejumlah tempat.

Kasus di Tunisia, Aljazair, Jordania, Sudan, dan Mesir, yang kemungkinan dalam waktu dekat menimpa negara lain, sebenarnya menjadi gambaran umum tentang masalah pangan dunia.

Penyebab krisis pangan berasal dari dua sisi, yaitu konsumsi dan produksi. Pada sisi konsumsi, ledakan jumlah penduduk menyebabkan konsumsi bahan pangan meningkat. Pada sisi produksi, lahan pertanian berkurang, penggunaan air berubah dari kepentingan pertanian ke kepentingan warga kota, dan perubahan iklim telah menurunkan produksi pangan. Kondisi ini memunculkan spekulasi harga pangan di pasar dunia.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com