Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Franklin Brito Akhirnya Gagal dan Tewas

Kompas.com - 31/08/2010, 16:25 WIB

CARACAS, KOMPAS.com — Seorang petani Venezuela tewas di rumah sakit militer, Senin, karena aksi mogok makan selama satu bulan yang ditujukan ke Presiden Hugo Chavez atas kebijakan nasionalisasi.

"Ya, dia telah meninggal," kata Franklin Brito, Jr, putra Franklin Brito, Sr, yang memiliki nama sama, kepada Reuters.

Kematian Brito membawa keuntungan bagi kepentingan partai oposisi dan kelompok kanan di Venezuela, menjelang pemilihan umum Parlemen Venezuela pada 26 September mendatang.

Brito telah dirawat di RS militer Caracas sejak Desember setelah diamankan pihak berwenang dari lokasi dia melakukan aksi protes.

Pihak penguasa mengatakan, Brito tidak stabil secara mental dan menuduh oposisi politik mencoba mengeksploitasi kasusnya.

Lahan seluas 24 hektar milik Brito yang ditumbuhi pohon yucca dan semangka di selatan negara bagian Bolivar itu disita pada tahun 2003.

Penyitaan ini merupakan bagian dari sekitar 2,5 juta hektar lahan yang dalam beberapa tahun terakhir diambil alih pemerintah Chavez.

Dia berkemah selama berbulan-bulan di luar kantor Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) di Caracas dan juga menjahit mulutnya, bahkan memotong salah satu jari tangannya di depan kamera televisi.

Nasionalisasi merupakan kebijakan yang populer bagi para pendukung Chavez, yang melihat hal ini merupakan bentuk pemerataan kesejahteraan.

Tetapi, pihak oposisi merujuk hal ini sebagai bukti bahwa Chavez sedang membelokkan Venezuela agar seperti rezim sosialis Kuba.

Petani itu sempat menghentikan aksi mogok makannya selama seminggu pada Desember, tetapi melancarkan aksinya kembali dengan mengatakan bahwa pemerintah menawarkan untuk mengembalikan tanahnya tanpa secara resmi membatalkan penyitaan.

"Brito hanya minum air sesekali, tapi kondisinya sangat lemah dan tidak dapat berbicara apa-apa," kata keluarganya.

Foto-foto menunjukkan dia kurus kering dan lemah sebelum meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com