Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Singapura Memonopoli Konser Taylor Swift di ASEAN?

Kompas.com - 11/03/2024, 14:01 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

PENYANYI pop terkenal, Taylor Swift, kembali menggelar Eras Tour di mana dia menampilkan lagu-lagu terbaiknya dalam konser yang diselenggarakan di berbagai negara di seluruh penjuru dunia.

Eras Tour tahun ini telah dimulai pada Februari lalu dengan penampilan pertama di Tokyo, lalu berlanjut ke Melbourne, Sydney, Singapura, Paris, Stockholm, Lisbon, Madrid, Lyon, Edinburgh, Liverpool, Cardiff, Dublin, Amsterdam, Zürich, Milan, Gelsenkirchen, Hamburg, Munich, Warsaw, Vienna, dan London.

Eras Tour pada tahun 2023 tercatat sebagai salah satu acara tur musik tersukses sepanjang sejarah dengan pendapatan kotor melebihi 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS)  atau setara Rp 15,5 triliun. Eras Tour 2023 yang diadakan dari Maret hingga Desember itu meraup keuntungan besar dari penjualan sebanyak 4,35 juta tiket.

Baca juga: Belajar dari Konser Eksklusif Taylor Swift di Singapura

Melalui Eras Tour, Taylor Swift juga diperkirakan telah menghasilkan 200 juta dollar (Rp 3,1 triliun) melalui penjualan merchandise. Selain itu, film dokumenter yang diadaptasi dari tur tersebut dengan judul “Taylor Swift: The Eras Tour” juga dilaporkan telah meraup pendapatan 250 juta dollar (Rp 3,8 triliun), menjadikannya film konser terlaris sepanjang masa.

Kesuksesan Eras Tour tidak hanya membawa keuntungan bagi Taylor Swift tetapi juga bagi negara-negara yang berkesempatan menjadi tuan rumah. Swifties, penggemar-penggemar setianya rela melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru untuk mendapatkan kesempatan sekali seumur hidup menyaksikan langsung artis kesayangan mereka di atas panggung.

Eras Tour tahun lalu terbukti telah meningkatkan pariwisata di seluruh dunia. Hotel-hotel yang terletak di kota-kota tempat diselenggarakannya Eras Tour mengalami lonjakan penyewaan, bahkan mencatat rekor penyewaan tertinggi.

Destinasi di mana Taylor Swift tampil akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang sangat besar, tak heran jika pemimpin-pemimpin dunia, seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau contohnya memohon agar Swift melakukan tur di negara mereka.

Dalam Eras Tour tahun ini, Taylor Swift hanya mengunjungi satu negara saja di Asia Tenggara, yaitu Singapura. Padahal, Asia Tenggara merupakan rumah bagi banyak penggemar setia Swift, contohnya Kota Quezon di Filipina yang pernah terdaftar oleh Spotify sebagai kota dengan jumlah pendengar Taylor Swift terbesar kelima di antara semua kota di dunia.

Cara Singapura Merauh Untung

Para Swifties di Asia Tenggara sangat kecewa ketika tahun lalu diumumkan bahwa Taylor Swift akan melewatkan sebagian besar wilayah Asia Tenggara dan hanya berhenti di Singapura selama Eras Tour. Tidak hanya memakan banyak uang untuk biaya perjalanan, mendapatkan tiket ke konsernya sendiri juga sangatlah sulit. Bahkan, banyak penggemar meminta anggota keluarga dan teman untuk mendaftar atas nama mereka dan menunggu berjam-jam dalam antrian online.

Setelah bersaing mendapatkan tiket, jutaan penggemar dari Asia Tenggara juga masih harus bersaing untuk mendapatkan tiket penerbangan dan penginapan, mengakibatkan lonjakan harga hotel dan penerbangan yang signifikan di Singapura yang oleh para ekonom disebut sebagai 'Swiftflation'.

Terbatasnya Eras Tour di kawasan tersebut menuai perdebatan terutama oleh negara-negara ASEAN. Mengingat Eras Tour tahun lalu membawa banyak keuntungan, beberapa negara ASEAN menuduh Singapura telah melakukan monopoli melalui kesepakatan khusus agar keuntungan dari Eras Tour di Asia Tenggara hanya terbatas untuk Singapura saja.

Desas-desus mengenai kesepakatan eksklusif itu telah memicu kemarahan di antara negara-negara di Asia Tenggara. Perdana menteri Thailand, Srettha Thavisin, mengklaim bahwa Singapura telah membayar jutaan dolar per konser untuk kesepakatan tersebut. Srettha Thavisin mengatakan promotor konser Taylor Swift, AEG, telah memberitahunya bahwa pemerintah Singapura menawarkan subsidi sebesar 2 juta-3 juta dollar untuk sebuah pertunjukan sebagai bagian dari perjanjian eksklusivitas.

Baca juga: RI Tak Kebagian Konser Taylor Swift, Luhut: Kita Kurang Cerdas

Desas-desus ini kemudian dikonfirmasi pihak Singapura bahwa memang ada kesepakatan eksklusif antara Singapura dengan promotor Eras Tour. Pemerintah Singapura mengatakan Singapore Tourism Board telah mendukung acara tersebut melalui dana hibah.

Dikatakan bahwa mereka “menyadari akan ada permintaan yang signifikan dari warga Singapura serta penggemar di seluruh wilayah agar dia bisa tampil di Singapura, dan bekerja secara langsung dengan AEG Presents agar Taylor Swift bisa tampil di Singapura”. Meski begitu, pihak Singapura tidak memberikan detail lebih lanjut terkait jumlah uang yang dibayarkan.

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, membela kesepakatan eksklusif tersebut pada konferensi pers pada Selasa (5/3/2024).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com