Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Orang Singapura Pintar Matematika, berkat Metode Ini...

Kompas.com - 09/12/2023, 15:53 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura menduduki peringkat teratas dalam bidang matematika, membaca, dan sains di antara para siswa sekolah di dunia yang mengikuti tes Pisa pada 2022.

Negara itu memang sejak lama dikenal sangat sukses dalam bidang matematika. Semuanya berkat cara ampuh dalam mengajarkan matematika.

Baca juga: Kenapa di Malaysia Banyak Orang China dan Pakai Nama Asli? Ini Sejarahnya...

Apa itu Matematika Singapura dan mengapa sangat sukses?

Pisa (Programme for International Student Assessment/Program untuk Ujian Siswa Internasional) merupakan sistem peringkat dalam standar edukasi 15 tahun yang diperkenalkan Organisasi untuk Pengembangan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD).

Matematika merupakan salah satu dari tiga topik utama dalam Pisa 2022.

Dalam bidang itu, seorang siswa berusia 15 tahun di Singapura meraih poin 575, lebih tinggi dari rata-rata 472 poin dari keseluruhan 81 peserta.

Pemerintah Singapura meyakini pendidikan matematika berperan penting dalam membekali anak untuk dapat berpikir secara logis dan analitis.

Dari usia muda, anak-anak Singapura belajar cara untuk mengembangkan proses matematika kritis, seperti penalaran, komunikasi, dan pemodelan.

Karakteristik pendekatan negara itu dalam mengajarkan matematika dikenal sebagai Matematika Singapura.

Metode itu awalnya dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Singapura pada 1980-an untuk sekolah-sekolah publik mereka.

Fokus metode itu kemudian beralih dari sekadar mengingat menjadi memiliki pemahaman mendalam mengenai yang mereka pelajari. Metode itu lantas diadopsi dalam berbagai bentuk di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir.

Baca juga: 5 Faktor Kenapa di Singapura Banyak Orang China Kaya

Anak dan orang dewasa kerap menganggap matematikan sulit karena abstrak.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Anak dan orang dewasa kerap menganggap matematikan sulit karena abstrak.
Bagaimana cara kerja Matematika Singapura?

Metode Matematika Singapura diperkuat dua gagasan utama, yaitu pendekatan Concrete, Pictorial, Abstract (CPA) dan penguasaan.

CPA sebenarnya bukan hal baru. Sebelum dikenal dalam metode Matematika Singapura, CPA dikembangkan oleh seorang ahli psikologi Amerika bernama Jerome Bruner pada 1960-an.

Metode itu berlandaskan pada gagasan bahwa anak, atau bahkan orang dewasa, kerap menganggap matematika sulit karena abstrak.

CPA pun memperkenalkan konsep abstrak dengan cara yang konkret. Setelah memahami dasarnya dalam bentuk konkret, barulah proses berlanjut ke subyek yang lebih kompleks.

“Dalam Matematika Singapura, anak-anak selalu melakukan sesuatu yang konkret,” ujar Profesor Pendidikan di Universitas Oxfod, Ariel Lindorff, kepada BBC.

“Mereka mungkin diberikan kotak mainan untuk dihitung. Mereka dapat menggambar. Mereka mungkin diberikan gambar-gambar bunga untuk disatukan dengan gambar bunga lain, atau manusia, atau kodok, atau sesuatu yang lebih mudah dipahami dan digerakkan daripada sekadar angka.”

CPA lantas menjadi jalan untuk memahami matematika melalui penggunaan alat-alat peraga tersebut.

Ketika anak-anak sudah menunjukkan gelagat bahwa mereka memiliki pemahaman solid mengenai hal yang konkret itu, barulah mereka berlanjut ke pembelajaran tahap abstrak.

“Metode Matematika Singapura tak bergantung pada ingatan belaka,” ucap Lindorff.

Baca juga: 7 Sebab Kenapa di Amerika Tidak Ada Motor atau Tak Populer

Penguasaan materi

Matematika Singapura memastikan tak ada anak yang tertinggal.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Matematika Singapura memastikan tak ada anak yang tertinggal.
Pilar lainnya dari Matematika Singapura adalah penguasaan masalah, yaitu gagasan bahwa setiap siswa di kelas bergerak bersama, memastikan tak ada yang tertinggal.

Contohnya, ketika anak-anak mempelajari topik tertentu seperti tambah-tambahan, beberapa dari mereka mungkin lebih cepat paham ketimbang yang lainnya.

Namun, anak-anak yang sudah lebih paham itu tak lantas diberikan materi lain. Anak-anak itu justru diberikan aktivitas tambahan yang berkaitan dengan topik tersebut agar pemahaman mereka lebih dalam.

“Ini bukan berarti semua orang harus berhenti dan menunggu sampai semua siswa paham,” tutur Lindorff.

“Gagasannya adalah jika beberapa anak memiliki pemahaman yang sangat baik terkait tambah-tambahan, guru tak akan memindahkan mereka ke topik lain, tapi memberikan mereka sesuatu yang memperluas konsep tambah-tambahan sedikit lebih jauh.”

Aktivitas-aktivitas semacam ini dapat diterapkan ke kelompok dengan jumlah orang yang lebih besar atau format lainnya.

Dengan demikian, anak-anak yang memiliki pemahaman lebih baik akan dapat menyelesaikan permasalahan yang sama dengan teman sekelasnya, tapi dengan cara berbeda.

Dalam Matematika Singapura, anak-anak harus diajarkan untuk mengenal matematika sebagai mata pelajaran yang penting dan dapat dimengerti.

“Gagasannya adalah semua orang dapat mengerjakan matematika dan semua orang harus mampu menguasai konsepnya sampai ke tingkat tertentu,” kata Lindorff.

“Beberapa orang mungkin lebih cepat. Beberapa mungkin punya pemahaman lebih dalam. Kita kerap berpikir bahwa beberapa orang mampu matematika, yang lain tidak. Saya tidak meyakini itu, dan itu bukan sesuatu yang mendasari Matematika Singapura.”

Baca juga: Sejarah Kenapa India Disebut Vrindavan

Bisakah Matematika Singapura diterapkan di tempat lain?

Lindorff menganggap satu negara tak dapat serta merta mengadopsi matematika Singapura.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Lindorff menganggap satu negara tak dapat serta merta mengadopsi matematika Singapura.
Metode ini sudah digunakan di sejumlah negara lain, seperti Amerika Serikat, Kanada, Israel, Inggris, dan lain-lain.

Namun, Lindorff meyakini kesuksesan metode Matematika Singapura sangat berkaitan dengan budaya pendidikan, konteks, dan sejarah Singapura sendiri.

“Saya rasa kalian tidak bisa serta merta mengambil metode itu dan menerapkannya di negara lain,” ujarnya.

“Singapura memiliki sejarah yang unik dan menarik, dan negara itu juga sangat kecil. Memikirkan perubahan edukasi di Singapura berbeda dengan memikirkan untuk melakukan perubahan di Inggris atau Amerika.”

Ia juga menyebut bahwa guru-guru di Singapura memiliki prospek karier lebih cerah. Mereka juga mendapatkan dukungan lebih besar ketimbang di negara lain.

Sikap anak-anak Singapura terhadap pendidikan matematika juga menjadi faktor penentu dalam kesuksesan Matematika Singapura.

“Yang harus dipikirkan adalah benefit dari mempelajari matematika dan maknanya. Apakah hanya untuk menjawab sejumlah pertanyaan untuk pekerjaan rumah, atau untuk memiliki pola pikir dalam menyelesaikan masalah di kehidupannya?”

Baca juga: Alasan Kenapa Semangka Menjadi Simbol Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com