Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Diultimatum

Kompas.com - 13/05/2013, 03:38 WIB

Menurut klaim Filipina, mereka sebelumnya memergoki kapal Hung beserta tiga kapal nelayan Taiwan lain tengah mencari ikan secara ilegal di perairan Filipina, Kamis pagi waktu setempat.

Tuduhan tersebut dibantah keras oleh anak Hung, yang saat kejadian ada di atas kapal bersama dua kru lain. Mereka membantah telah melanggar masuk dan mencari ikan secara ilegal di perairan Filipina.

Kapal nelayan dan jenazah Hung telah tiba kembali ke Taiwan. Seusai memeriksa, pihak penyelidik Taiwan mengaku menemukan sedikitnya 52 lubang bekas berondongan peluru di tubuh kapal.

”Ini benar-benar sebuah pembantaian,” ujar Liu Chia Kai, penyelidik Taiwan, kepada wartawan di Taipei.

Otoritas Taiwan juga marah dan menilai serangan bersenjata terhadap kapal sipil tak bersenjata sebagai sebuah pelanggaran serius terhadap kesepakatan internasional.

Menurut saksi mata, aparat Filipina juga dikabarkan langsung menembak ke arah kapal tanpa terlebih dahulu memberikan peringatan.

Kemarahan Taiwan bertambah setelah aparat Filipina dilaporkan meninggalkan begitu saja kapan nelayan itu seusai penembakan, tanpa berupaya sedikit pun untuk menolong.

Setelah kejadian tersebut, Pemerintah Taiwan yang mendapat tekanan hebat dari publik di dalam negeri mengerahkan empat kapal patroli Penjaga Pantai dan satu kapal perang Angkatan Laut untuk berpatroli di perairan tempat insiden itu terjadi.

”Pemerintah berkomitmen untuk melindungi semua nelayan kami,” ujar juru bicara kabinet Taiwan, Cheng Li Wen, saat melepas satu kapal perang jenis fregat milik Angkatan Laut Taiwan.

Tanggapan Filipina

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com