Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Bayangi Pemilu

Kompas.com - 12/05/2013, 02:35 WIB

Meski terjadi kekerasan, jutaan warga Pakistan bersemangat mengikuti pemilu. Hingga tengah hari, sekitar 30 persen dari 86 juta warga yang berhak memilih telah memberikan suaranya.

Hal ini membangkitkan optimisme Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahwa 60 persen pemegang hak pilih akan memberikan suara, partisipasi pemilih tertinggi sejak tahun 1977. Jumlah ini jauh lebih baik dari partisipasi pada pemilu 2008, yang hanya diikuti 44 persen pemegang hak pilih.

”Partisipasi rakyat sangat menjanjikan. Kami memprediksi jumlahnya mencapai 60 persen saat penutupan TPS,” kata juru bicara KPU, Khurshid Alam.

Tingginya partisipasi rakyat dan antrean panjang di banyak TPS membuat KPU menunda penutupan TPS. Pemungutan suara baru ditutup pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB, satu jam lebih lambat dari rencana semula.

Sebanyak 70.000 TPS disiapkan dalam pemilu yang akan memilih 272 anggota dari 342 anggota Majelis Nasional. Warga juga memilih anggota parlemen di empat provinsi, yakni Khyber Pakhtunkhwa, Punjab, Sindh, dan Baluchistan.

Di bawah ancaman kekerasan Taliban, pemilu ini menjadi ujian bagi demokrasi Pakistan. Dua hal dinilai menjadi penyebab tingginya antusiasme masyarakat. Tampilnya mantan bintang kriket Pakistan, Imran Khan, sebagai salah satu kandidat perdana menteri menarik minat banyak pemilih muda yang baru pertama kali ikut pemilu.

Hal kedua adalah pemerintahan sipil hasil pemilu 2008 berhasil menyelesaikan masa tugasnya dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan berikut lewat pemungutan suara. Transisi kekuasaan lewat pemilu damai ini baru pertama kali terjadi di negeri itu. Sejarah pemerintahan negeri ini diwarnai tiga kali kudeta militer dan empat pemimpin militer.

Kemeriahan itu terlihat jelas di Lahore, kota asal kandidat terkuat perdana menteri Pakistan, Nawaz Sharif, dari partai aliran tengah kanan Liga Muslim Pakistan (PML-N). Menjelang akhir pemungutan suara, ratusan pendukung PML-N mengendarai mobil, sepeda motor, dan rickshaw membawa bendera partai turun ke jalan. Mereka membunyikan klakson dan meneriakkan slogan dukungan.

”Atmosfer pemilu sangat menyenangkan. Kami menikmati momen ini, rakyat gembira dengan peluang untuk membuat perubahan,” ujar Rashid Saleem Butt (50).

Di Islamabad, antrean panjang terjadi di sejumlah TPS. Sambil menunggu giliran, warga terlihat antusias berdiskusi tentang hak mereka dalam negara demokrasi dan peluang untuk membuat perubahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com