Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Bayangi Pemilu

Kompas.com - 12/05/2013, 02:35 WIB

Islamabad, Sabtu - Kekhawatiran terjadinya kekerasan pada pemilu Pakistan terbukti dengan adanya ledakan bom di Karachi dan baku tembak di Baluchistan, Sabtu (11/5). Namun, ancaman dari kelompok Taliban itu tidak menghalangi rakyat Pakistan untuk berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara.

Sebanyak 12 orang tewas di Karachi dalam dua insiden ledakan bom. Ledakan pertama terjadi di kantor Partai Nasional Awami (ANP), sekutu koalisi pemerintah yang berkuasa.

Kandidat anggota parlemen dari ANP, Amanullah Meshud, yang menjadi target utama serangan itu, lolos dari maut. Namun, 11 orang tewas, termasuk seorang anak kecil. Sekitar 40 orang lainnya cedera. Sementara itu, satu korban tewas akibat ledakan bom di dalam bus, di bagian lain kota Karachi.

Di Provinsi Baluchistan, Pakistan selatan, kekerasan terjadi dalam dua insiden penembakan yang menewaskan enam orang. Empat orang tewas dalam baku tembak antara pendukung kandidat independen dan aktivis ANP di Chaman, kota di perbatasan antara Pakistan dan Afganistan.

Dua korban lain adalah anggota pasukan penjaga perbatasan yang tewas akibat serbuan kelompok bersenjata. Kelompok itu melepaskan tembakan ke arah penjaga perbatasan tak jauh dari TPS di Soorab, Distrik Kalat, 220 kilometer barat daya Quetta, ibu kota Baluchistan.

”Pasukan membalas tembakan, tetapi penyerang melarikan diri dengan sepeda motor,” ujar Akbar Hussain Durrani, pejabat senior Pemerintah Pakistan.

Sejumlah orang terluka akibat ledakan bom lainnya di kantor ANP di barat laut Pakistan. Ledakan bom juga terjadi di Peshawar.

Lebih dari 120 orang tewas akibat kekerasan terkait pemilu di Pakistan dalam sebulan terakhir. Kelompok Taliban, yang berada di balik sebagian besar kekerasan tersebut, menuding pemilu ini dipengaruhi demokrasi Barat dan tidak islami.

Mereka mengarahkan serangan terhadap sejumlah partai sekuler, terutama koalisi berkuasa yang dipimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP), ANP, dan Gerakan Muttahida Qaumi (MQM). Banyak kandidat anggota parlemen dari ketiga partai itu, yang takut menjadi sasaran serangan Taliban, menghindari kampanye terbuka menjelang pemilu.

Bersemangat

Meski terjadi kekerasan, jutaan warga Pakistan bersemangat mengikuti pemilu. Hingga tengah hari, sekitar 30 persen dari 86 juta warga yang berhak memilih telah memberikan suaranya.

Hal ini membangkitkan optimisme Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahwa 60 persen pemegang hak pilih akan memberikan suara, partisipasi pemilih tertinggi sejak tahun 1977. Jumlah ini jauh lebih baik dari partisipasi pada pemilu 2008, yang hanya diikuti 44 persen pemegang hak pilih.

”Partisipasi rakyat sangat menjanjikan. Kami memprediksi jumlahnya mencapai 60 persen saat penutupan TPS,” kata juru bicara KPU, Khurshid Alam.

Tingginya partisipasi rakyat dan antrean panjang di banyak TPS membuat KPU menunda penutupan TPS. Pemungutan suara baru ditutup pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 20.00 WIB, satu jam lebih lambat dari rencana semula.

Sebanyak 70.000 TPS disiapkan dalam pemilu yang akan memilih 272 anggota dari 342 anggota Majelis Nasional. Warga juga memilih anggota parlemen di empat provinsi, yakni Khyber Pakhtunkhwa, Punjab, Sindh, dan Baluchistan.

Di bawah ancaman kekerasan Taliban, pemilu ini menjadi ujian bagi demokrasi Pakistan. Dua hal dinilai menjadi penyebab tingginya antusiasme masyarakat. Tampilnya mantan bintang kriket Pakistan, Imran Khan, sebagai salah satu kandidat perdana menteri menarik minat banyak pemilih muda yang baru pertama kali ikut pemilu.

Hal kedua adalah pemerintahan sipil hasil pemilu 2008 berhasil menyelesaikan masa tugasnya dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan berikut lewat pemungutan suara. Transisi kekuasaan lewat pemilu damai ini baru pertama kali terjadi di negeri itu. Sejarah pemerintahan negeri ini diwarnai tiga kali kudeta militer dan empat pemimpin militer.

Kemeriahan itu terlihat jelas di Lahore, kota asal kandidat terkuat perdana menteri Pakistan, Nawaz Sharif, dari partai aliran tengah kanan Liga Muslim Pakistan (PML-N). Menjelang akhir pemungutan suara, ratusan pendukung PML-N mengendarai mobil, sepeda motor, dan rickshaw membawa bendera partai turun ke jalan. Mereka membunyikan klakson dan meneriakkan slogan dukungan.

”Atmosfer pemilu sangat menyenangkan. Kami menikmati momen ini, rakyat gembira dengan peluang untuk membuat perubahan,” ujar Rashid Saleem Butt (50).

Di Islamabad, antrean panjang terjadi di sejumlah TPS. Sambil menunggu giliran, warga terlihat antusias berdiskusi tentang hak mereka dalam negara demokrasi dan peluang untuk membuat perubahan.

”Banyak orang tak sabar menunggu momen penting ini. Bahkan, saya dan teman-teman tidak tidur tadi malam. Kami ingin melakukan hal ini karena tak pernah mendapat kesempatan sebelumnya,” ujar Natasha Ejaz, penyanyi populer Pakistan.

Namun, di Karachi, pemilu diwarnai boikot partai Islam, Jamaat-e-Islami (JI). Mereka menuduh MQM memicu kekerasan dan memengaruhi pemilih. ”Kelompok bersenjata yang bekerja untuk MQM menakut-nakuti pemilih dan memengaruhi pemilu,” ujar Muhammad Hussain Mehanti, pimpinan JI.

Penutupan pemungutan suara di tujuh daerah pemilihan di Karachi juga ditunda tiga jam karena pemungutan suara tertunda. ”Saya datang pukul 07.45 dan menunggu hingga pukul 13.00. Awalnya mereka bilang tak ada surat suara, lalu tak ada kotak suara, dan belakangan tak ada tinta. Akhirnya saya pulang,” ujar Nadir Hassan (29).

Memimpin

Hasil penghitungan sementara memperlihatkan Nawaz Sharif dan Imran Khan bersaing dalam perolehan suara. Meski Sharif, mantan PM dua periode (1990- 1993, 1997-1999), memimpin perolehan suara, PML-N bisa kehilangan 15 kursi parlemen di Punjab yang direbut Tehrik-i-Insaf (PTI) pimpinan Imran Khan.

Munculnya Khan, yang populer di kalangan muda dengan tekadnya untuk menghapus korupsi, mengakhiri sistem politik yang biasanya didominasi dua partai, yakni PML-N dan PPP. Siaran televisi memperlihatkan PTI unggul dalam perolehan suara sementara di 50 kursi parlemen.

Namun, Sharif optimistis kembali memimpin negeri itu untuk ketiga kali. ”Saya yakin malam ini kami akan menerima kabar baik dari seluruh negeri,” ujarnya seusai memberikan suara di Lahore.

Perolehan suara PML-N dan PTI yang bersaing ketat tampaknya akan menjadi pukulan bagi PPP, yang kemungkinan besar tergeser ke urutan ketiga. (AFP/AP/Reuters/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com