Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Yahoo Gencar Caplok Startup?

Kompas.com - 07/05/2013, 11:03 WIB

KOMPAS.com - Yahoo sedang gencar mencari startup atau perusahaan rintisan yang berpotensi. Dalam beberapa bulan terakhir saja, sudah ada beberapa startup diakuisisi oleh perusahaan yang dipimpin oleh Marissa Mayer itu. Padahal, selama ini Yahoo cukup terkenal sebagai perusahaan yang sering mematikan startup yang telah dia akuisisi.

Bulan April lalu, misalnya, Yahoo “membunuh” Upcoming, layanan yang memungkinan pengguna untuk memasukkan dan melihat jadwal beragam acara dan kegiatan. Upcoming adalah salah satu startup yang diakuisisi oleh Yahoo pada tahun 2007 lalu. Dalam blog pribadinya, pendiri Upcoming, Andy Baio, mencurahkan kekecewaannya terhadap Yahoo.

Dia menulis, sejak Upcoming diakuisisi oleh Yahoo, ada banyak fitur sosial andalan layanan tersebut yang dipangkas. Karena itulah, banyak orang yang telah bergabung dalam komunitas Upcoming perlahan meninggalkan layanan buatannya.

Hal yang paling membuat Baio kecewa adalah, Yahoo tidak memberikan kesempatan bagi pengguna Upcoming untuk memindahkan daftar kegiatan mereka dari website tersebut. Bahkan dia mengatakan bahwa menjual perusahaannya ke Yahoo adalah sebuah kesalahan besar.

Pasalnya, sebelum akuisisi Yahoo berjanji untuk membantunya mengembangkan komunitas Upcoming, sekaligus memberikan kesempatan bagi dia untuk bekerja di salah satu perusahaan raksasa digital itu.

Berita tentang penutupan Upcoming tentunya mengingatkan kita dengan Koprol, jejaring sosial asli Indonesia yang diakuisisi oleh Yahoo pada Mei 2010 silam. Layanan Koprol pun akhirnya ditutup oleh Yahoo pada bulan Agustus 2012.

Tetapi, baik Upcoming ataupun Koprol, “dirangkul” oleh Yahoo jauh sebelum perusahaan ini dipimpin oleh Marissa Mayer. Karena itu, banyak orang penasaran ketika Yahoo kembali terlihat gencar mengakuisisi startup baru. Tampaknya akuisisi-akuisisi itu merupakan salah satu strategi Mayer untuk menarik orang-orang kreatif dan ahli teknologi masuk ke dalam perusahaannya.

Fokus pada “Mobile”

Pada Maret 2013, Yahoo diberitakan membeli Summly, aplikasi peringkas berita buatan remaja 17 tahun, Nick D'Aloisio. Tak tanggung-tanggung, akuisisi itu dihargai 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 290 miliar.

Sebelumnya, pada Oktober 2012, Yahoo juga telah mengakuisisi Stamped, sebuah startup yang berbasis di Kota New York. Sebagai layanan sharing sosial, Stamped memungkinkan orang membuat rekomendasi online tentang berbagai hal yang menarik, seperti buku, musik, film, ataupun makanan.

Akuisisi Stamped ini adalah yang pertama dalam kepemimpinan Mayer.

Pada April 2013, Yahoo kembali membeli sebuah startup, yakni Astrid. Ketika mengumumkan akuisisinya atas Astrid, Yahoo juga mengumumkan akan menutup layanan tersebut dalam waktu 90 hari. Sebagai informasi, Astrid didirikan pada tahun 2008 oleh seorang entrepreneur bernama Jon Paris. Pada tahun 2012, startup ini telah mendaptakan investasi sebesar 400.000 dollar AS dari beberapa investor, termasuk Google Ventures.

Astrid merupakan layanan manajemen email dan online to-do list. Aplikasi ini bisa diakses melalui perangkat berbasis iOS, Android, ataupun Windows. Satu lagi kelebihan Astrid—aplikasi ini terintegrasi dengan Siri, sehingga penggunanya bisa menambah daftar kegiatannya (to-do list) menggunakan perintah suara.

Setelah lewat 90 hari setelah akuisisi, seperti diberitakan oleh BusinessInsider.com, Yahoo akan menutup Astrid dan akan menggabungkan aplikasi itu ke dalam produk Yahoo lainnya. Hal ini pun akan dilakukan Yahoo terhadap Summly.

Saat artikel ini dibuat, Yahoo juga dikabarkan tengah mengincar sebuah startup lain bernama MileWise. MileWise menyediakan layanan penukaran travel reward (hadiah perjalanan) melalui website ataupun aplikasi pada iPhone dan Android.

Entah pembicaraan dengan MileWise akan berjalan mulus atau tidak, tetapi yang pasti startup incaran Yahoo harus memenuhi mantra Sang CEO. Aplikasi buatan startup tersebut harus merupakan aplikasi yang dibutuhkan setiap orang, sehingga akan diakses oleh penggunanya setiap hari.

Sekarang, Yahoo sudah memiliki aplikasi manajemen email dan to-do list (Astrid), aplikasi sosial untuk berbagi rekomendasi (Stamped), serta aplikasi peringkas berita (Summly). Semua aplikasi itu dibutuhkan oleh setiap orang. Dan yang utama, semua aplikasi itu adalah aplikasi mobile.

Tampaknya, Mayer tidak main-main dengan targetnya untuk menjadikan Yahoo sebagai aplikasi yang mendominasi perangkat-perangkat mobile di masa depan. Teknologi peringkas berita yang ada pada Summly, misalnya, akan sangat berguna untuk mendukung layanan mobile berita yang sudah dimiliki Yahoo, termasuk layanan Yahoo! Finance dan Yahoo! Sports.

Tampaknya Yahoo memang tengah mengerahkan tenaganya untuk meningkatkan platform mobile miliknya. Kita lihat saja apa yang akan dihasilkan oleh Yahoo dalam beberapa bulan ke depan. Yang pasti, tugas paling berat untuk mewujudkan hal ini berada di pundak Adam Cahan, yang dipercaya oleh Mayer untuk menjabat sebagai Senior Vice President of Mobile and Emerging Products di Yahoo. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

e-Business
CEO Microsoft Satya Nadella Bertemu Presiden Jokowi Pagi Ini

CEO Microsoft Satya Nadella Bertemu Presiden Jokowi Pagi Ini

e-Business
TikTok Dijual ke Non-China atau Diblokir, Harganya Ditaksir Rp 1.600 Triliun

TikTok Dijual ke Non-China atau Diblokir, Harganya Ditaksir Rp 1.600 Triliun

e-Business
Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

e-Business
Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

e-Business
ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika

ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika

e-Business
Menerka Misi Tersembunyi Lawatan Bos Apple ke Indonesia, Vietnam, dan Singapura

Menerka Misi Tersembunyi Lawatan Bos Apple ke Indonesia, Vietnam, dan Singapura

e-Business
Daftar 5 iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Ada iPhone 11, iPhone XR, dll

Daftar 5 iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Ada iPhone 11, iPhone XR, dll

e-Business
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Ancam Blokir TikTok di AS

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Ancam Blokir TikTok di AS

e-Business
Pangsa Pasar iPhone Meredup di China, Takluk dari Pemain Lokal

Pangsa Pasar iPhone Meredup di China, Takluk dari Pemain Lokal

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com