Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Tak Dirancang untuk Pabrik

Kompas.com - 06/05/2013, 02:36 WIB

Savar, Minggu - Arsitek yang merancang gedung Rana Plaza yang roboh di Banglades, akhir April lalu, menyatakan, bangunan itu dirancang sebagai mal dan kantor, bukan pabrik. Sementara itu, jumlah korban tewas yang ditemukan hingga Minggu (5/5) malam telah mencapai 620 orang.

Masood Reza, arsitek ternama dan guru besar di sebuah universitas negeri di Banglades, menuduh pemilik gedung, Sohel Rana, mengabaikan dasar-dasar teknik struktural yang mengakibatkan tragedi industri terburuk di negara itu.

Reza, arsitek pada Vastukalpa Consultants, mengatakan, gedung itu dirancang tahun 2004 sebagai pusat perbelanjaan, bukan untuk industri.

Ia mengatakan, rancangan asli dari firmanya itu adalah bangunan enam lantai, bukan sembilan lantai seperti yang dibuat Rana. Gedung itu juga tidak didesain untuk membawa beban berat, seperti generator.

”Ketika kami merancang gedung itu, pemilik dan pengembangnya tidak pernah mengatakan kepada kami bahwa lantai-lantai gedung itu akan menjadi tempat pabrik-pabrik garmen,” kata Reza.

”Kalau mereka mengatakan kepada kami, struktur dan desainnya akan berbeda dan lebih kuat,” katanya.

”Kami merancang sebuah gadung enam lantai dengan sebuah semibasement, pusat perbelanjaan di tiga lantai pertama, dan sisanya untuk kantor. Bangunan itu tidak didesain untuk ditambah menjadi sembilan atau sepuluh lantai,” katanya.

Lebih dari 3.000 buruh garmen, yang membuat pakaian untuk merek-merek ternama di Barat, sedang bekerja di gedung Rana Plaza saat bangunan itu ambruk pada 24 April.

Terus bertambah

Letnan Imran Khan, juru bicara militer yang mengoordinasi pencarian dan penyelamatan korban ambruknya gedung itu, mengatakan, jumlah korban tewas kini telah mencapai 622 orang setelah 53 jenazah ditarik keluar hari Minggu.

Tim pencari mengatakan, jumlah korban tewas akan terus bertambah sampai semua reruntuhan bangunan disingkirkan.

Para pejabat mengatakan, beberapa jenazah korban yang ditarik dari reruntuhan tak lagi lengkap anggota tubuhnya atau telah membusuk sehingga memperlambat identifikasi.

Ketua komisi penyidik pemerintah, Main Uddin Khandaker, mengatakan, pihaknya juga menemukan gedung itu hanya dimaksudkan untuk ”penggunaan komersial”, bukan untuk pabrik yang memerlukan peralatan berat.

Khandaker menambahkan, sedikitnya ada empat generator listrik raksasa di lantai-lantai atas, yang getarannya, ditambah getaran mesin-mesin jahit pabrik-pabrik garmen, memicu runtuhnya gedung tersebut.

Para pejabat pemerintah mengatakan, pemilik gedung itu menambahkan tiga lantai lagi pada bangunan awal setelah mendapat izin dari pihak berwenang di Savar, kota tempat gedung itu berada.

Para pejabat pada mulanya menyebut Rana Plaza sebagai gedung delapan lantai. Namun, menurut Khandaker, gedung itu memiliki sembilan lantai, ditambah tempat parkir semibasement.

Sohel Rana dan lima pemilik pabrik telah mendapat dakwaan menyebabkan kematian karena kelalaian.(AFP/AP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com