Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Persenjatai Oposisi

Kompas.com - 04/05/2013, 03:40 WIB

Washington, Jumat - Amerika Serikat, Kamis (2/5), mempertimbangkan lagi usaha mempersenjatai kelompok oposisi Suriah. Namun, belum ada keputusan tentang hal itu karena masih ada banyak opsi dan perlu meminta pendapat para sekutu internasionalnya.

Pertimbangan terbaru muncul setelah rezim Suriah melakukan serangan skala besar kepada kelompok oposisi di Homs. Sebelumnya, usul untuk mempersenjatai kelompok oposisi pernah ditolak. Belajar dari insiden Homs, para pembantu Presiden AS Barack Obama mempertimbangkan lagi opsi memasok senjata kepada kelompok oposisi.

Rencana itu disampaikan Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel. Saat ditanya apakah Washington akan berpikir ulang tentang sikapnya menentang pasokan senjata kepada kelompok oposisi Suriah, Hagel menjawab singkat, ”Ya.”

Hagel mengatakan, belum ada keputusan yang telah dicapai terkait dengan masalah itu dan dia juga menolak memberikan pandangan pribadi. Dia, katanya, ”lebih suka mempelajari opsi yang ada dan menilai koordinasi dengan pihak mitra internasional adalah pilihan awal terbaik”.

Ketika ditanya terkait dengan pernyataan Hagel, Presiden AS Barack Obama mengatakan, komentar itu merupakan bagian dari pandangan yang telah dia sampaikan selama berbulan-bulan lalu. AS telah menyaksikan kekerasan berdarah lebih lanjut dan potensi penggunaan senjata kimia di dalam negeri Suriah.

”Apa yang kami katakan sebelumnya adalah kami sedang berusaha memilah semua opsi,” kata Obama dalam konferensi pers di Meksiko. Obama juga mengatakan, ”Kami ingin memastikan, meninjau sebelum melangkah dan apa yang akan dilakukan benar-benar demi mengatasi situasi, ketimbang membuat situasi makin mematikan dan rumit.”

Bukan hal baru

Usul Pentagon untuk mempersenjatai kelompok oposisi bukan hal baru. Pada masa Menhan Leon Panetta, yang meletakkan jabatan Februari, usul itu pernah disampaikan. Panetta dan pemimpin militer Jenderal Martin Dempsey merekomendasikan untuk mempersenjatai kelompok oposisi, tetapi ditolak parlemen.

Telah muncul spekulasi bahwa pemerintahan Obama berubah sikap. Hal itu terutama setelah agen intelijen AS menemukan indikasi bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad diduga memakai senjata kimia dalam skala kecil melawan kelompok oposisi.

Pernyataan Hagel terkait upaya mempersenjatai kelompok oposisi Suriah disampaikan dalam jumpa pers bersama dengan mitranya, Menhan Inggris Philip Hammond. Menurut dia, negaranya tidak mengesampingkan opsi mempersenjatai kelompok oposisi ataupun opsi militer lainnya.

Ia mengatakan, London harus mematuhi larangan Uni Eropa untuk mengirim senjata kepada kelompok oposisi. Inggris akan ”melihat situasi” ketika larangan itu berakhir beberapa pekan lagi. Inggris akan memantaunya.

Solusi politik

Dua pejabat itu mengatakan, pemerintah mereka masing-masing menginginkan solusi politik atas konflik yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun itu. Namun, upaya diplomatik tampak menghadapi jalan buntu. Hal itu ditandai dengan rencana mundurnya Utusan Khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.

Para anggota tetap Dewan Keamanan PBB—Inggris, China, Perancis, Rusia, dan AS—telah meminta Brahimi tetap bertahan pada tugasnya yang diemban sejak Agustus lalu setelah bekas Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mundur dari misi itu. Salah satu diplomat PBB mengatakan, Brahimi telah memutuskan untuk mundur.

Di Suriah, pasukan Assad menyerang Homs, kota yang menjadi salah satu kunci pertahanan kelompok oposisi. ”Pasukan Suriah, yang didukung pasukan dan pejuang andal dari Iran dan Hezbollah, telah menguasai sebagian besar distrik Wadi al-Sayeh di Homs,” kata organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) dalam pernyataannya.

Homs terbagi secara sektarian antara kelompok Sunni, Alawite, Kristen, dan campuran kelompok minoritas lainnya. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com