Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Khawatir Jepang Terlalu ke Kanan

Kompas.com - 25/04/2013, 02:18 WIB

SEOUL, RABU - Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye, Rabu (24/4), memperingatkan Jepang untuk tidak bergeser terlalu ke kanan dalam memilih haluan politik dan tidak mengusik ”luka lama”.

”Jepang harus bersikap harmonis dengan komunitas internasional. Jika dia terlalu condong ke kanan, hubungannya dengan Asia Timur Laut dan negara-negara Asia lain akan bermasalah,” ungkap Park dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media Korsel.

Park menambahkan, jika Jepang memiliki persepsi berbeda soal sejarah dan selalu mengusik luka-luka lama, negara itu akan kesulitan membangun hubungan yang berorientasi ke masa depan dengan negara-negara lain.

Pernyataan itu dilontarkan Park sehari setelah 168 anggota parlemen Jepang berziarah ke Kuil Yasukuni yang dibangun untuk menghormati para korban perang di Jepang.

Korea dan China, yang merasakan pahitnya penjajahan Jepang di masa lalu, selalu memprotes kunjungan ke kuil itu karena dianggap sebagai glorifikasi masa lalu Jepang yang telah menyengsarakan negara-negara tetangganya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, bahkan menyebut kunjungan ke Kuil Yasukuni itu merupakan upaya Jepang untuk mengingkari sejarah masa lalunya yang militeristik dan diwarnai agresi.

Sebaliknya, para pejabat Jepang menganggap wajar-wajar saja seseorang berziarah dan mendoakan orang-orang yang telah berkorban demi negerinya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menambah kemarahan Korsel setelah berkomentar bahwa definisi ”agresi” masih sangat sumir dan bergantung pada sudut pandang orang yang menilai. Surat kabar terkemuka Korsel, Chosun Ilbo, mengomentari pernyataan Abe itu dengan judul artikel ”Perdana Menteri Abe Bahkan Mengingkari Agresi Kekaisaran Jepang”.

Abe memang dikenal sebagai seorang politisi sayap kanan di Jepang. Sejak berkampanye menjelang pemilu tahun lalu, dia selalu melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial, termasuk mengungkapkan rencana amandemen konstitusi pasifis Jepang.

Aksi provokatif

Di tengah memanasnya situasi akibat kunjungan ke Kuil Yasukuni itu, China pada Rabu kembali melontarkan pernyataan keras kepada Jepang. Pernyataan itu terkait dengan rencana Jepang menggelar latihan militer bersama dengan Amerika Serikat (AS) yang akan melibatkan skenario perebutan wilayah kepulauan Jepang yang diduduki negara asing.

China menyebut rencana latihan itu sebagai ”aksi provokatif” yang tak akan mengubah pendiriannya untuk mempertahankan wilayah yang ia klaim di Laut China Timur. ”Untuk setiap aksi provokatif yang terkait, Pemerintah China akan mempertahankan sikap tegas,” ujar Hua dalam jumpa pers rutin di Beijing.

China dan Jepang sedang terbelit sengketa teritorial seputar kepulauan di Laut China Timur yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang. Sengketa tersebut memanas sejak Pemerintah Jepang membeli pulau-pulau di kawasan itu dari pemilik pribadi.

Latihan militer gabungan Jepang-AS akan digelar Juni mendatang di perairan dekat California, AS. (Reuters/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com