BEIJING, RABU
Zeng Guang, ilmuwan kepala di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDPCC), yang dikutip portal berita Beijing News, mengatakan, sekitar 40 persen dari pasien yang terinfeksi virus H7N9 tak pernah bersentuhan langsung dengan unggas.
Penelusuran kantor berita Reuters berdasarkan pemberitaan media lokal di China bahkan menunjukkan, hanya 10 orang dari total 77 pasien sejauh ini yang pernah bersentuhan dengan unggas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan bahwa sebagian korban tak pernah bersentuhan dengan unggas. ”Ini salah satu teka-teki yang belum terpecahkan dan, oleh sebab itu, membutuhkan jaringan penyelidikan yang luas,” tutur juru bicara WHO, Gregory Hartl.
Fakta bahwa sebagian korban tak menyentuh unggas menambah misteri soal bagaimana virus ini berpindah dari burung ke manusia. ”Bisa saja virus itu tersebar melalui debu di pasar basah, bisa juga melalui hewan selain unggas, dan bisa juga terjadi perpindahan dari manusia ke manusia,” tutur Hartl.
Meski demikian, Hartl menambahkan, hingga kini WHO belum menemukan bukti penularan antarmanusia yang berkesinambungan.
Wendy Barclay, pakar flu dari Imperial College London, mengatakan, sangat sulit untuk memastikan apakah para pasien itu pernah bersentuhan langsung dengan unggas di pasar atau burung-burung liar.
”Waktu inkubasi (virus itu) mungkin cukup panjang, jadi seseorang yang pergi ke pasar 14 hari lalu mungkin baru terkena infeksi sekarang,” ujarnya.
Barclay juga mengungkap kemungkinan virus itu ditularkan dari unggas ternak ke burung liar kemudian dari burung liar ke manusia.