Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepukan Berkali-kali untuk "Selendang Merah"

Kompas.com - 14/04/2013, 00:53 WIB

Rombongan Ledhek Tayub ini sampai ke desa yang terkena musibah, ladang ladang mereka diserbu binatang yang dipimpin sekawanan monyet. Pemimpin desa lalu meminta rombongan Ledhek Tayub untuk melakukan upacara tolak bala. Mereka percaya bahwa tolak bala yang dilakukan dengan cara tarian persetubuhan penari tayub dengan monyet akan mengembalikan keseimbangan alam dan manusia.

Hanoman menolak untuk melakukan tari tolak bala, karena yang menyerang adalah monyet-monyet yang tidak lagi mendapatkan makanan, disebabkan hutan-hutan yang sudah hilang, yang menjadi kesalahan manusia itu sendiri.

Tuan Ledhek memaksanya dengan mencambuk tubuh Hanoman secara brutal, lecutan brutal ini juga karena kecemburuan Tuan Ledhek yang sesungguhnya merasakan adanya hubungan Hanoman dengan Sri Ledhek. Sri Ledhek mencoba mencegahnya, namun sia sia.

SriLedhek memberi wanti wanti pada Tuan Ledhek, bahwa darah dari penderitaan manusia akan menjadikan manusia dibawa oleh selendang panjang yang marah, layaknya alam yang marah menjadi sungai penuh darah tanpa ujung.

Pada puncak tolak bala, Hanoman melakukan percumbuan dengan Sri Ledhek di tengah cambukan brutal Tuan Ledhek. Saat puncak percumbuan, Hanoman mengalami tiwikrama (enlightment). Si Monyet merasa dirinya layaknya Hanoman, tidak sekedar binatang, tapi manusia dan dewa.

Hanoman tiba tiba berbalik menantang Tuan Ledhek bertanding kesaktian, merekapun bertarung. Sri Ledhek merasa bahwa sampur merahnya telah membawa sebuah drama kehidupan yang menuntut sebuah keputusan yang tidak mudah bagi dirinya, ditengah dunia yang serba jungkir balik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com