Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Telah Siapkan Langkah Alternatif

Kompas.com - 07/04/2013, 06:16 WIB

”Rencana kontingensi (alternatif) itu sudah disiapkan dan tentunya implementasinya akan menyesuaikan dengan perkembangan situasi. Menlu akan terus berkomunikasi dengan mereka. Langkah kontingensi tentunya termasuk kemungkinan evakuasi dan repatriasi warga negara Indonesia (WNI) di kedua negara itu,” ujar Michael.

Michael menyebutkan, pemerintah punya banyak pengalaman terkait upaya evakuasi dan repatriasi WNI menyusul kondisi darurat serupa yang pernah terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Libya, Mesir, dan bahkan di Suriah, yang hingga kini masih berkonflik.

”Jadi, masalah itu bukan sesuatu yang baru buat kami,” ujar Michael.

Berdasarkan data Kemlu RI, jumlah WNI yang ada di kedua Korea masing-masing adalah 32.473 orang di Korsel dan 28 orang di Korut. Sebanyak 30.000 orang di Korsel berstatus tenaga kerja Indonesia, sementara sisanya adalah pelajar dan WNI yang menikah dengan warga negara Korea.

Sementara dari 28 WNI di Korut, 26 orang di antaranya adalah diplomat beserta keluarganya. Sisanya, dua orang, adalah pekerja di badan PBB yang ditempatkan di sana.

Konsentrasi terbesar WNI di Korsel ada di kota Busan, yaitu sebanyak 15.000 orang. Kota Busan berada sekitar 500 kilometer dari perbatasan kedua Korea.

Selain itu, WNI juga terkonsentrasi di tiga kota, seperti Ansan (sekitar 60 kilometer dari perbatasan), Incheon (sekitar 50 kilometer dari perbatasan), dan Uijongbu (sekitar 30 kilometer dari perbatasan). Rata-rata populasi WNI di ketiga tempat itu masing-masing 2.000 orang.

Sementara itu, meski Pemerintah AS menanggapi serius ancaman-ancaman Korut dengan menggerakkan perangkat perangnya, AS cenderung tidak terlalu mengkhawatirkan ancaman itu. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, kemarin, mengatakan, pihaknya tidak akan terkejut seandainya Korut benar-benar meluncurkan rudalnya ke sasaran-sasaran AS.

Sangat familiar

Para petinggi militer AS mengatakan, teriakan-teriakan mengancam dari Pyongyang muncul dengan pola yang sudah sangat familiar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com