Dalam dua kali kerusuhan besar ketika itu, sebanyak 180 orang tewas, sementara 110.000 orang terpaksa mengungsi, kebanyakan dari mereka warga minoritas Rohingya.
Kerusuhan berdarah di Meiktila di sebelah utara ibu kota Naypyidaw, dilaporkan dipicu adu mulut antara pedagang dan pembeli emas, Rabu pekan lalu. Masalah sepele itu pecah menjadi kerusuhan sektarian antara warga mayoritas dan warga minoritas Muslim.
Para pemuda dan tokoh warga mayoritas mengamuk di jalan-jalan di kota Meiktila. Mereka membawa berbagai senjata tajam, kayu, dan obor lalu menyerang dan membakar kawasan perumahan warga minoritas.
Menurut surat kabar pemerintah New Light of Myanmar, sepanjang akhir pekan lalu aparat keamanan menemukan delapan jenazah saat menyisir dan membersihkan puing-puing rumah serta bangunan yang terbakar.
Orang-orang itu juga mengancam para jurnalis yang datang meliput ke sana. Puluhan dari mereka berhasil ditangkap. Koran itu juga menyebutkan, ada sekelompok orang yang memang tak ingin melihat kedamaian dan stabilitas di Myanmar.