Kandidat oposisi yang dikalahkan Chavez pada Pemilu 2012 itu mengatakan, selama ini dia menahan diri untuk menghormati kepergian Chavez. Namun, dia tidak bisa lagi berdiam diri melihat perebutan kekuasaan yang dilakukan Maduro.
”Saya sampaikan dengan jelas, Nicolas, saya tidak akan berbicara berapa kali Anda berbohong pada negeri ini, memalukan. Rakyat tidak memilih Anda, Nak,” ujar Capriles.
Maduro dipastikan menjadi kandidat presiden dari Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) yang berkuasa. Komisi pemilihan umum akan mengumumkan jadwal pemilu, paling cepat April.
Meski dikecam oposisi, bagi gerakan sosialisme Chavista, mandat Maduro tak terbantahkan. Dia bergabung dengan Liga Sosialis sejak muda dan belajar revolusi sosialis di Kuba. Mantan sopir bus ini kemudian menjadi menteri luar negeri, dan dengan posisinya itu dia menjadi sangat dekat dengan pemimpin Kuba, Fidel Castro dan Raul Castro. Dia dipilih sebagai wakil presiden setelah pemilu terakhir.
Maduro akan mewarisi Venezuela yang selama 14 tahun masa pemerintahan Chavez berhasil mengurangi angka kemiskinan dari 49,4 persen menjadi 29,5 persen. Namun, banyak yang meragukan Maduro mampu mengatasi utang yang melonjak hingga 95,6 miliar dollar AS, inflasi di atas 20 persen, kriminalitas yang tinggi, serta kekurangan pangan.
”Anda bisa meniru pidato
Leon mengatakan, Maduro bisa menang pemilu jika pemilu diadakan sesegera mungkin. Namun, kualitas kepemimpinannya akan diuji saat berhadapan dengan resesi, devaluasi mata uang, dan ketidaksabaran publik atas buruknya layanan kesehatan serta tingginya kriminalitas.
Saat ini, Maduro bisa memanfaatkan popularitas Chavez, yang jenazahnya dibalsem dan diperlihatkan kepada publik. Maduro juga mengikatkan diri pada dinasti Chavez dengan menunjuk Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jorge Arreaza, yang juga menantu Chavez, sebagai wakil presiden.