Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok di Sabah, 14 Orang Tewas

Kompas.com - 02/03/2013, 01:52 WIB

KUALA LUMPUR, JUMAT - Bentrokan akhirnya pecah antara aparat keamanan Malaysia dan ratusan warga Filipina yang menyusup ke kawasan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, Jumat (1/3) pagi.

Sedikitnya 14 orang, yang terdiri dari 2 personel komando kepolisian Malaysia dan 12 penyusup, dilaporkan tewas dalam baku tembak sengit yang berlangsung sekitar 30 menit itu. Menurut Kepala Kepolisian Sabah Hamza Taib, tiga polisi Malaysia juga terluka dalam insiden itu.

Pertempuran terjadi setelah para penyusup mencoba menerobos barikade yang didirikan polisi Malaysia.

Bentrokan ini menjadi puncak drama penyusupan dan pengepungan yang berlangsung sejak pertengahan Februari lalu.

Seperti diwartakan sebelumnya, sedikitnya 200 orang asal Filipina selatan, yang mengklaim sebagai warga Kesultanan Sulu, berlabuh dan mendirikan tempat tinggal di kawasan Lahad Datu pada 9 Februari. Polisi dan tentara Malaysia kemudian mengepung orang-orang yang sebagian membawa senjata api itu.

Pemerintah Malaysia dan Filipina telah mendesak orang-orang itu segera kembali ke Filipina. Namun, mereka menolak dengan alasan wilayah Sabah adalah bagian dari Kesultanan Sulu.

Insiden berdarah tersebut memicu kemarahan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, yang mengaku telah menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah itu kepada aparat keamanan.

”Jangan menguji kesabaran kami yang ada batasnya. Kami berupaya memindahkan mereka, mereka seharusnya menyerahkan diri dan pergi,” ujar Najib seperti dikutip kantor berita Bernama.

Keterangan berbeda

Agbimuddin Kiram, adik bungsu Sultan Sulu Jamalul Kiram III, yang saat bentrokan pecah berada di lokasi, mengklaim tembakan pertama berasal dari kepolisian Malaysia.

”Mereka (polisi Malaysia) masuk ke wilayah kami sehingga kami harus membela diri. Kami dikepung dan tembak-menembak terjadi,” ujarnya kepada stasiun radio DZBB di Manila.

Pernyataan yang lebih kurang sama juga disuarakan juru bicara Presiden Filipina Benigno Aquino III. Menurut jubir yang tidak disebutkan namanya itu, tembakan dilepaskan aparat kepolisian Malaysia setelah anggota kelompok Kesultanan Sulu mencoba menembus barikade polisi.

Pernyataan mereka dibantah Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein. ”Saya telah mengonfirmasi bahwa aparat keamanan kami sama sekali tidak melepaskan satu pun tembakan. Personel kamilah yang justru ditembaki sekitar pukul 10.00 tadi!” tulis Hishammuddin di akun Facebook-nya.

Insiden baku tembak tersebut dikhawatirkan akan memanaskan hubungan bilateral Malaysia dan Filipina yang selama ini kerap berselisih, terutama terkait dengan perbatasan wilayah laut. Insiden berdarah ini juga terjadi di saat Malaysia sedang mempersiapkan pemilihan umum.

Di Manila, juru bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjirani, menyatakan, pihaknya akan terus melakukan perlawanan dan memaksa Pemerintah Malaysia bersedia duduk berunding membicarakan klaim mereka.

Kesultanan Sulu, yang kini telah menjadi bagian dari Filipina, mengklaim Sabah sebagai wilayah mereka yang disewa Inggris pada masa kolonial. Tahun 1963, Sabah menjadi wilayah Malaysia. Namun, negara itu masih membayar uang sewa kepada penerus Kesultanan Sulu setiap tahun.

Tentara Kesultanan Sulu menuntut Malaysia mengakui mereka sebagai pemilik sah Sabah dan menegosiasikan ulang kontrak perjanjian sewa mereka. Namun, Pemerintah Malaysia menolak tuntutan itu. (Reuters/AP/BBC/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com