Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fawad Mohammadi, Anak Jalanan Kabul di Ajang Oscar

Kompas.com - 20/02/2013, 17:19 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Bagi Fawad Mohammadi (14), seorang remaja asal Kabul, Afganistan ini, melanglang buana hingga ke Hollywood hanyalah sebuah mimpi. Jangankan untuk bepergian, dia harus bekerja keras hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Fawad, sehari-hari menjual peta kepada orang asing yang melintas di Chicken Street, Kabul, untuk menafkahi keluarganya. Namun, kehidupannya seketika berubah ketika dia bertemu sutradara AS, Sam French.

French mendapuk Fawad menjadi salah satu pemeran utama dalam film "Buzkashi Boys", sebuah film yang seluruh pengambilan gambarnya dilakukan di Afganistan.

Film ini berkisah tentang dua orang remaja yang tumbuh di kota Kabul. Mereka bermimpi menjadi joki Buzkashi, olahraga nasional Afganistan. Olahraga ini milip polo di Eropa namun menggunakan bangkai kambing sebagai pengganti bola.

Dalam film itu, Fawad memerankan seorang bocah jalanan, sementara bocah lain diceritakan adalah anak seorang tukang besi yang menghabiskan waktu hampir sepanjang hari di bengkel ayahnya mengasah mata kapak.

Film besutan Sam French ini masuk nominasi Oscar untuk katagori film pendek terbaik. Sebagai konsekuensinya, Fawad kini harus bersiap untuk pertama kalinya menumpang pesawat terbang dan berangkat ke Los Angeles, AS.

Fawad mengatakan kesempatannya bertemu dengan para bintang film ternama dunia, merupakan sebuah kehormatan bukan hanya bagi dia tetap juga bagi seluruh rakyat Afganistan.

"Ini benar-benar tak dipercaya, saya berangkat ke penganugerahan Oscar. Saya tak pernah membayangkannya. Saya masih tak percaya," kata Fawad.

Fawad yang bercita-cita menjadi pilot berharap dia bisa masuk ke dalam kokpit pesawat terbang yang ditumpanginya menuju Amerika Serikat.

"Saya tumbuh dengan menonton film-film Afganistan. Saat saya menonton film, saya bermimpi ingin menjadi aktor. Lalu saya bertemu Sam French, itulah awal saya terlibat dalam film ini," kata Fawad sambil tersenyum.

Fawad adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Kelima saudara laki-lakinya juga bekerja. Awalnya Fawad berjualan permen karet lalu berkembang menjadi penjual peta dan kamus untuk orang asing.

Fawad mengaku dia belajar bahasa Inggris saat bekerja menjual peta di Chicken Street, yang merupakan tujuan populer orang asing yang hendak membeli karpet Afganistan, perhiasan dan kerajinan tangan.

"Dia adalah anak jalanan yang paling ramah dan baik. Dia menyediakan layanan 'perlindungan' dan menjual peta. Dia selalu tersenyum, itu ciri khasnya," kata Sam French.

"Tantangan terbesarnya adalah membuat dia tidak berakting tapi menjadi diri sendiri. Dia adalah orang yang baik dan ramah, sama seperti karakter yang diperankannya. Jadi saya ingin dia menjadi diri sendiri dan terlibat dalam cerita itu secara personal. Dia melakukannya dengan sangat luar biasa," tambah French.

Pemeran 'Burkazhi Boys' lainnya adalah Jawanmard Paiz (14), putra seorang aktor Afganistan ternama. Keduanya berusia 12 tahun saat film itu diproduksi.

Afganistan sempat memiliki industri film yang cukup besar namun kemudian hancur akibat perang selama 30 tahun. Kehancuran terutama di bawah pemerintahan rezim Taliban 1996-2001 yang melarang semua jenis musik dan film.

Kini Afganistan mencoba membangun kembali industri filmnya masih di bawah bayang-bayang ancaman Taliban yang memerangi pemerintahan Presiden Hamid Karzai yang didukung Barat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com