Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Bantu Transisi untuk Ekonomi Hijau

Kompas.com - 20/02/2013, 03:23 WIB

Nairobi, Selasa - Pada pertemuan di Nairobi, Kenya, PBB memulai langkah kecil menerapkan ekonomi hijau di 30 negara. Awal perubahan badan Program Lingkungan PBB dari badan riset sains menjadi lebih implementatif itu, kini ada empat badan PBB membantu negara melaksanakan Kemitraan untuk Aksi Ekonomi Hijau.

Kemitraan antara empat badan PBB dan 30 negara dicanangkan pada hari kedua Pertemuan Dewan Pengatur/Forum Menteri Lingkungan Global UNEP (UNEP GC/GMEF), Selasa (19/2), di Nairobi, Kenya.

Keempat badan PBB itu adalah Program Lingkungan PBB (UNEP), Organisasi Buruh Internasional (ILO), Organisasi Pembangunan Industri PBB (UNIDO), serta Lembaga Pelatihan dan Penelitian PBB (UNITAR). Keempatnya akan membantu negara-negara agar bisa mengubah struktur ekonomi nasional mereka sesuai dengan tantangan dan tuntutan abad ke-21. Kemitraan melibatkan empat badan PBB itu dengan 30 negara selama 7 tahun.

Kemitraan tersebut, Kemitraan untuk Aksi Ekonomi Hijau (PAGE), merupakan langkah lanjut dokumen ”The Future We Want” keluaran dari KTT Bumi Rio+20, Juni 2012. Pada dokumen itu, ekonomi hijau diyakini sebagai wahana mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan penghapusan kemiskinan.

Terkena dampak

Transisi menuju ke kebijakan ekonomi hijau diperkirakan akan memengaruhi dan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan. ”Kini, ILO memperkirakan setidaknya separuh dari tenaga buruh dunia, sekitar 1,5 miliar orang, terdampak transisi menuju ekonomi hijau,” kata Direktur Jenderal ILO Guy Ryder.

Direktur Jenderal UNIDO Kandeh K Yumkella mengatakan, ”Perlu mendorong ekonomi hijau dan bersih serta membantu industri agar lebih efisien sumber daya.” Pelaku bisnis dan industri sebaiknya dipadukan dengan upaya negara menuju ekonomi hijau. Sementara itu, pemerintah perlu menetapkan parameter agar pelaku bisnis berminat menerapkan ekonomi hijau.

”Menerapkan ekonomi hijau dalam konteks penghapusan kemiskinan mampu menciptakan kebutuhan-kebutuhan tak terduga, seperti peluang belajar untuk pembangunan pendidikan dan peningkatan keterampilan,” ujar Sally Fegan-Wyles, Director ad interim UNITAR. (UNEP/ENB/ISW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com