Secara khusus Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korsel mengundang wartawan untuk menyaksikan presentasi video tentang rudal baru tersebut. Terlihat rudal itu diluncurkan dari kapal perusak dan kapal selam Korsel serta mengenai sasaran dengan telak.
”Rudal jelajah yang ditunjukkan hari ini adalah senjata berpemandu sangat presisi, yang bisa mengidentifikasi dan menghancurkan (sasaran sekecil) jendela markas besar komando Korut,” tutur juru bicara Kemhan Korsel, Kim Min-seok.
Kim menambahkan, rudal tersebut memiliki daya rusak mematikan yang mampu menghambat aktivitas markas besar militer musuh saat perang.
Mayor Jenderal Ryu Young-jeo dari Angkatan Darat Korsel juga mengatakan, rudal itu bisa mengenai sasaran di seluruh wilayah Korut. ”Dengan rudal ini, kami bisa menyerang fasilitas, peralatan, atau sasaran individual apa pun dan di mana pun di wilayah Korut, kapan pun kami mau,” tutur Ryu.
Pihak Seoul juga mengancam akan menyerang lebih dulu ke Korut jika merasa yakin Korut siap menyerang Korsel. Dua negara tersebut secara teknis masih berperang karena Perang Korea 1950-1953 baru diakhiri dengan gencatan senjata, belum traktat perdamaian resmi.
Saat militer Korsel memamerkan persenjataan terbarunya, puluhan ribu rakyat Korut turun ke jalan, Kamis, untuk merayakan keberhasilan uji coba nuklir ketiga. Sekretaris Partai Para Pekerja Korea Kim Ki Nam mengatakan kepada massa warga Korut bahwa uji nuklir Selasa lalu adalah sebuah langkah mempertahankan diri dari sikap permusuhan Amerika Serikat.
Sementara itu Pemerintah Australia, Kamis, membatalkan rencana kunjungan delegasi Korut ke negara itu. Sedianya sebuah delegasi diplomat Korut dijadwalkan berkunjung ke Canberra, akhir pekan ini, untuk menjajaki pembukaan kembali Kedutaan Besar Korut.
Namun, Pemerintah Australia kemudian membatalkan rencana kunjungan tersebut sebagai bentuk protes atas uji nuklir Korut. ”Kami menangguhkan kedatangan para diplomat Korut ke Australia sebagai bentuk sikap atas (uji) peledakan nuklir tersebut,” ucap Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr di hadapan Senat Australia.
Australia adalah satu dari segelintir negara Barat yang memiliki hubungan diplomatik dengan Korut.(AFP/AP/Reuters/DHF)