Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UE Mulai Bahas Skandal Kuda

Kompas.com - 13/02/2013, 04:03 WIB

BRUSSELS, Selasa - Komisioner Uni Eropa Tonio Borg dan para menteri Eropa akan bertemu di Brussels, Belgia, Rabu (13/2) ini, untuk membicarakan implikasi perdagangan daging kuda yang diberi label daging sapi. Kecurangan dan penipuan produsen merupakan isu utama dalam masalah ini, bukan isu kesehatan.

Menteri Pertanian Irlandia Simon Coveney ingin mendiskusikan langkah apa yang akan diambil pada level Uni Eropa (UE) untuk mengatasi hal tersebut. Irlandia saat ini memegang giliran menjadi Presiden UE.

Penyelidik di Irlandia menuduh Polandia telah menyebabkan beredarnya daging kuda berlabel daging sapi di Irlandia. Supermarket di Belanda, Selasa (12/2), juga mulai menarik daging beku dari raknya.

Komisi Eropa di Brussels menegaskan bahwa skandal daging kuda ini bukan masalah kesehatan pangan. ”Kita tidak berbicara tentang kesehatan pangan,” ujar juru bicara Komisi Eropa, Frederic Vincent.

”Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada orang yang jatuh sakit. Ini hanya isu pelabelan sehingga pelarangan terhadap segala sesuatu tidak tepat,” ujarnya ketika menjawab pertanyaan apakah ada kemungkinan Inggris melarang ekspor daging dari UE. Vincent menambahkan, tidak ada negara anggota UE yang dapat melarang ekspor-impor secara bilateral.

Pada tahapan ini, UE sedang mengumpulkan data dan berupaya untuk menentukan siapa yang telah berbuat apa dan sejak kapan. Komisi Eropa dapat melakukan langkah jika ada bukti terkait dengan isu kesehatan, katanya.

Sebelumnya, Perancis dan Inggris menyerukan agar penjahat yang berada di balik skandal daging kuda ini ditelusuri. Romania membantah keras telah menjadi penyebab merebaknya skandal tersebut.

Irlandia juga akan memerintahkan dua pabrik pengolahan daging agar melakukan tes DNA untuk meyakinkan konsumen bahwa daging yang mereka makan benar-benar daging sapi.

Romania memiliki 25 rumah pemotongan kuda dan mengekspor daging kuda ke Siprus, Perancis, Polandia, dan Belanda. Ekspor ini sering melalui pedagang perantara.

Di pedalaman Romania, kuda dijual dari pemilik perorangan ke rumah jagal dan setiap ekornya memiliki empat dokumen sebelum dagingnya diekspor.

Tak ada kesalahan

Otoritas Romania mengonfirmasikan bahwa dua rumah jagalnya merupakan sumber daging kuda. Namun, mereka menyatakan telah mengecek dokumen dan menyatakan tak ada kesalahan label sebelum daging-daging tersebut diekspor.

Salah satu rumah jagal Romania yang dicurigai menjadi pemasok ke Perancis, Carmolimp, menyatakan, mereka memberikan label daging kuda pada produknya. Sejak tahun 2012, rumah jagal ini tak lagi mengekspor daging sapi.

Carmolimp menyebutkan, jika ada pihak yang menyalahkan mereka, itu adalah hal yang memalukan. Menurut Carmolimp, hanya mesin pemroses daging rusak di Perancis yang tidak dapat membedakan antara daging kuda dan daging sapi.

Makan daging kuda tabu bagi orang Inggris. Namun, di Perancis dan negara lain, banyak toko daging yang menjual daging kuda. Pemerintah tak khawatir tentang dampaknya bagi kesehatan, tetapi konsumen di Eropa kecewa karena produsen telah menipu publik.

Makan daging kuda

”Saya dapat memahami jika masyarakat marah. Apa yang mereka kira daging sapi ternyata adalah kuda poni tua dari Romania, tetapi sebenarnya daging kuda merupakan makanan yang lezat,” ujar Gerard Marin (67).

”Rasa daging kuda lebih gurih dibandingkan dengan daging sapi dan lemaknya juga lebih sedikit. Orang muda saat ini selalu makan daging olahan, kebab, dan sampah lainnya. Mereka tidak sadar apa yang mereka lewatkan,” tuturnya.

Kegemaran rakyat Perancis atas daging kuda bermula saat revolusi abad ke-18. Rakyat jelata menyita kuda-kuda keluarga aristokrat dan memakannya. Kebiasaan ini berlangsung selama dua abad dan berangsur-angsur generasi muda tak mau lagi makan daging kuda.

Saat ini, orang Perancis mengonsumsi daging kuda kurang dari 300 gram per tahun. Porsinya juga kurang dari 1 persen dari total daging yang mereka makan. (AFP/AP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com