Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana Menteri Ancam Mundur

Kompas.com - 11/02/2013, 02:35 WIB

Tunis, Minggu - Perdana Menteri Tunisia Hamadi Jebali tetap bersikeras akan membentuk kabinet teknokrat yang berisi para ahli nonpartisan, pada pertengahan minggu ini, meski ditentang Partai Ennahda yang berkuasa. Jika rencananya ditolak, Jebali, Sabtu (9/2), mengancam akan mundur dari jabatannya itu.

Rencana Jebali merombak kabinet saat ini, yang mayoritas berisi para politisi Partai Ennahda, diumumkan Rabu pekan lalu, sesaat setelah pembunuhan kontroversial tokoh oposisi Chokri Belaid. Kematian Belaid, pengacara yang vokal mengkritik pemerintah dan partai berkuasa, telah menimbulkan krisis politik baru di Tunisia.

Setelah pembunuhan Belaid, para pendukungnya menggelar mogok massal dan aksi demonstrasi. Empat kelompok oposisi, termasuk Front Populer-nya Belaid, mundur dari parlemen. Sejak itu, kelompok pro dan kontra pemerintah terus menggelar unjuk rasa setiap hari. Belum ada kompromi politik bagi penyelesaian masalah.

Terkait dengan rencana perombakan kabinet dan penyusunan kabinet baru yang beranggotakan para ahli, pihak Ennahda menyebut rencana Jebali itu ”tidak melalui konsultasi dengan partai”. Meski diusung Partai Islam Ennahda, Jebali telah berbeda pendapat secara tajam dengan partainya itu.

Meski rencananya telah ditolak oleh Ennahda, Jebali mengatakan, ia masih bisa mendapatkan dukungan partainya itu. Masih belum jelas bagaimana Jebali akan menarik dukungan yang cukup untuk timnya. ”Saya yakin akan ada solusi terbaik bagi situasi saat ini di Tunisia,” kata Jebali.

Menurut Jebali, perubahan yang direncanakan dengan perombakan kabinet harus dilakukan untuk menghindari keruwetan politik di Tunisia. Pembentukan kabinet baru itu demi stabilitas politik dan keamanan negara demi kepentingan rakyat banyak.

Meski demikian, pembentukan kabinet baru perlu persetujuan dari Majelis Konstituante Tunisia yang didominasi Ennahda.

Harus independen

Jebali menegaskan, semua menteri harus independen atau nonpartisan, termasuk menteri dalam negeri, kejaksaan, dan menteri luar negeri yang saat ini dijabat oleh para politisi Ennahda. Menurut dia, kabinet yang didominasi politisi atau memiliki afiliasi dengan parpol akan mudah disusupi oleh kepentingan politis yang tidak prorakyat.

Jebali akan mundur jika usulnya ditolak. ”Kalau diterima, saya akan melanjutkan kewajiban sebagai kepala pemerintahan. Jika tidak, saya akan meminta Presiden mencari calon lain untuk membentuk kabinet baru,” katanya.

”Saya merasa berkewajiban menyelamatkan negara saya,” katanya kepada televisi France-24, Sabtu. Dia juga menambahkan, Tunisia berisiko ”terjun ke jurang kekacauan”. Pada Rabu lalu, dia mengatakan, kabinet baru harus terdiri atas ”orang-orang yang kompeten tanpa afiliasi politik”.

Saat Jebali menyampaikan sikapnya itu, ribuan pendukung partai berkuasa menggelar unjuk rasa di jalan-jalan utama Tunis, ibu kota Tunisia. Dalam demo lain di luar ibu kota, kelompok pemuda melempari kantor Partai Ennahda dan menyerang kantor polisi.(AFP/AP/BBC/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com