Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chokri Belaid Dimakamkan

Kompas.com - 09/02/2013, 03:30 WIB

tunis, jumat - Tunisia dilanda mogok massal, Jumat (8/2), saat ribuan orang berkumpul di Tunis menghadiri prosesi pemakaman tokoh oposisi, Chokri Belaid, yang dibunuh di rumahnya, Rabu. Massa meneriakkan slogan antipemerintah dan anti-Partai Ennahda yang berkuasa.

Sekitar 10.000 orang berbaris sepanjang 3,5 kilometer dalam suasana perkabungan di ruas jalan menuju pemakaman El-Jellaz di Distrik Djebel Jelloud, Tunis selatan. Sebelum prosesi itu, massa berkumpul di Pusat Kebudayaan, mengelilingi peti jenazah Belaid yang berselimutkan bendera negara.

Ratusan polisi antihuru-hara berjaga-jaga di jalan utama Habib Bourguiba, yang menjadi pusat gerakan massa proreformasi dua tahun silam. Di jalan ini pula ribuan orang berkumpul, Rabu, untuk memprotes pembunuhan Belaid. Bank dan pusat perbelanjaan tutup karena khawatir akan terjadi kerusuhan seperti pada tahun 2011.

Helikopter aparat keamanan terbang hilir mudik mengawasi pergerakan massa itu. Muncul satu kekhawatiran bahwa massa bisa saja membangun kekuatan baru melawan rezim berkuasa, yang didominasi politisi Partai Islam Ennahda.

Pembela rakyat

Belaid dikenang sebagai seorang nasionalis dan pembela kepentingan rakyat banyak, bukan pembela golongan. ”Saya seorang apolitis. Saya datang dari jauh, 70 kilometer dari Tunis, karena mengagumi Belaid. Dia membela kaum miskin dan mencintai negaranya,” kata Nouri Abdel Jalil saat mengikuti prosesi jenazah.

Belaid dikubur seusai shalat Jumat. Sejak dari Pusat Kebudayaan hingga pemakaman, massa meneriakkan slogan antipemerintah dan perlawanan terhadap kubu Ennahda.

”Belaid, beristirahatlah dengan damai. Kami pasti akan melanjutkan perjuangan Anda!” seru sekalian orang yang hadir.

Terdengar pula teriakan massa menghujat Rachid Ghannouchi, pemimpin partai berkuasa. ”Ghannouchi, pembunuh bayaran, pelaku tindak kejahatan,” teriak massa. ”Tunisia bebas, terorisme keluar,” seru mereka yang mengecap Ennahda sebagai wadah politik kelompok teroris.

Pihak keluarga menuding Ennahda sebagai dalang pembunuhan. Belaid, pengacara dan tokoh oposisi yang sering mengkritik pemerintah serta Ennahda, ditembak mati di rumahnya di Tunis, Rabu, oleh seorang pria yang diduga suruhan Ennahda. Sesaat setelah penembakan, pelaku pergi mengendarai sepeda motor dan kini jadi buron.

Tak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas kasus itu. Sesaat setelah pembunuhan, Rabu, puluhan ribu warga Tunis dan kota-kota lain turun ke jalan memprotes pembunuhan Belaid. Mereka merusak dan membakar kantor Partai Ennahda di beberapa kota, di negeri yang memelopori protes prodemokrasi atau dikenal dengan Musim Semi Arab itu. Satu polisi tewas dalam bentrokan massa di Tunis.

Bersamaan dengan pemakaman Belaid, Tunisia dilanda mogok massal. Sehari sebelumnya, aksi serupa dilakukan pengacara dan hakim serta para dosen Universitas Mandouba di dekat Tunis, ibu kota Tunisia. Jalan-jalan kota yang biasa padat tampak lengang, kecuali angkutan publik tetap beroperasi.

Serikat pekerja terbesar di negeri itu, Serikat Umum Pekerja Tunisia (UGTT), adalah pihak yang menyerukan pemogokan massal pada hari pemakaman Belaid. Seruan yang menyertai demonstrasi di Tunis dan daerah pertambangan Gafsa itu memperkeruh krisis politik.

Tunisia, cikal bakal pemberontakan di Arab, terbelah oleh ketegangan antara kubu Islam garis keras dan lawan mereka, Islam sekuler. Krisis itu terjadi karena frustrasi atas keterbelakangan sosial dan ekonomi sejak Presiden Zine al-Abidine Ben Ali digulingkan pada Januari 2011. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com