Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Tahan Empat Tersangka Kebakaran Kelab Malam

Kompas.com - 29/01/2013, 12:29 WIB

"Kebanyakan korban tidak bisa keluar dan tewas karena asap bukan api,'' katanya.

Saksi mata mengungkapkan kepanikan saat api mulai berkobar menimbulkan desak-desakan saat orang mencoba keluar menyelamatkan diri.

Salah satu diantaranya Mattheus Bortolotto kepada televisi lokal mengatakan: ''Itu sangat mengerikan. Pintu darurat tidak berfungsi, dan kemudian saya kehilangan teman saya dalam kekacauan. Lalu seorang perempuan tewas di tangan saya. Saya bisa merasakan jantungnya berhenti berdetak.''

Laporan lain menyebut banyak korban yang terjebak di toilet kemungkinan karena menduga lorong toilet itu sebagai sebuah pintu keluar.

Korban selamat dan inspektur polisi Marcelo Arigony mengatakan penjaga keamanan kelab justru menhalangi orang yang ingin keluar meninggalkan kelab dengan memasang jeruji.

Jeruji biasa dipakai untuk mencegah pelanggan keluar kelab sebelum menyelesaikan pembayaran semua tagihan.

Salah satu pemilik kelab dilaporkan telah mengkonfirmasikan bahwa mereka masih dalam proses pembaruan izin operasi, dan sertifikat keamanan kebakaran mereka telah berakhir sejak tahun lalu.

Api diduga dipicu oleh seorang anggota band Gurizada Fandangueira, yang menyalakan api di panggung saat tampil di kelab malam itu.

Tetapi gitaris band ini, Rodrigo Martins, kepada radio lokal mengatakan: ''Itu mungkin terjadi karena Sputnik, mesin yang kami gunakan untuk menciptakan efek cahaya dengan percikan.''

"Itu tidak berbahaya, kami tidak pernah memiliki masalah dengan itu. Saat api menyala, seorang penjaga memberikan alat pemadam kebakaran, vokalis mencoba untuk menggunakannya tetapi alat itu tidak bekerja.''

Dia menyebut anggota band mereka turut tewas dalam insiden ini.

Lembaga penyiaran Brasil, Globo, mengatakan kebanyakan korban berusia antara 16 hingga 20 tahun.

Sebuah pusat kebugaran setempat digunakan sebagai kamar mayat sementara karena kamar mayat utama kota itu tidak mampu menampung banyak jenazah.

Keluarga korban hingga saat ini masih berdatangan guna mengidentifikasi korban tewas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com