Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Tahan Empat Tersangka Kebakaran Kelab Malam

Kompas.com - 29/01/2013, 12:29 WIB

BRASILIA, KOMPAS.com - Polisi Brasil menangkap empat orang terkait kebakaran sebuah kelab malam yang menewaskan 231 orang di kota Santa Maria, Minggu .(27/1/2013).

Seorang pemilik kelab malam Kiss menyerahkan diri sendiri ke polisi Senin (28/1/2013) sore.

Sebelumnya, polisi telah menangkap seorang pemilik kelab malam lainnya yang juga anggota band Gurizada Fandangueira, dan kepala keamanan klub.

Kebakaran di kelab malam ini merupakan yang terburuk dalam lima dekade terakhir.

Petugas juga menyelidiki klaim yang menyebut banyak korban tewas akibat tidak bisa keluar karena hanya satu pintu darurat yang tersedia.

Wartawan BBC di Sao Paulo melaporkan bahwa kebanyakan korban adalah pelajar yang tewas akibat menghisap terlalu banyak asap.

Lebih dari 50 korban telah dimakamkan pada Senin (28/1), dan Brasil telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional menyusul insiden ini. Sedangkan kota Santa Maria menyatakan 30 hari berkabung.

Pemerintah juga menunda sebuah upacara yang dijadwalkan berlangsung di ibukota Brasilia yang awalnya ditujukan untuk menghitung mundur 500 hari menuju perhelatan Piala Dunia 2014.

Presiden Dilma Rousseff sendiri mempersingkat kunjungannya di Cile guna mengunjungi korban selamat di rumah sakit bersama sejumlah menteri pemerintahan.

"Ini merupakan tragedi bagi kita semua,'' katanya.

Jumlah korban tewas mencapai 231 dan otoritas mengumumkan nama-nama korban setelah merevisi jumlah korban tewas dari sebelumnya 245.

Lebih dari 100 orang lainnya dirawat di rumah sakit. 

'Asap Hitam dan Tebal'

Banyak korban terjebak di dalam kelab karena hanya ada satu pintu darurat yang berfungsi.

Api mulai membakar saat pelajar dari Universitas Federal Santa Maria (UFSM) menggelar upacara penyambutan siswa baru, demikian laporan koran lokal  Diario de Santa Maria.

Seorang wartawan lokal, Marcelo Gonzatto, kepada BBC mengatakan ''kobaran api mulai membesar dan cepat dan menimbulkan asap yang sangat tebal dan hitam''.

"Kebanyakan korban tidak bisa keluar dan tewas karena asap bukan api,'' katanya.

Saksi mata mengungkapkan kepanikan saat api mulai berkobar menimbulkan desak-desakan saat orang mencoba keluar menyelamatkan diri.

Salah satu diantaranya Mattheus Bortolotto kepada televisi lokal mengatakan: ''Itu sangat mengerikan. Pintu darurat tidak berfungsi, dan kemudian saya kehilangan teman saya dalam kekacauan. Lalu seorang perempuan tewas di tangan saya. Saya bisa merasakan jantungnya berhenti berdetak.''

Laporan lain menyebut banyak korban yang terjebak di toilet kemungkinan karena menduga lorong toilet itu sebagai sebuah pintu keluar.

Korban selamat dan inspektur polisi Marcelo Arigony mengatakan penjaga keamanan kelab justru menhalangi orang yang ingin keluar meninggalkan kelab dengan memasang jeruji.

Jeruji biasa dipakai untuk mencegah pelanggan keluar kelab sebelum menyelesaikan pembayaran semua tagihan.

Salah satu pemilik kelab dilaporkan telah mengkonfirmasikan bahwa mereka masih dalam proses pembaruan izin operasi, dan sertifikat keamanan kebakaran mereka telah berakhir sejak tahun lalu.

Api diduga dipicu oleh seorang anggota band Gurizada Fandangueira, yang menyalakan api di panggung saat tampil di kelab malam itu.

Tetapi gitaris band ini, Rodrigo Martins, kepada radio lokal mengatakan: ''Itu mungkin terjadi karena Sputnik, mesin yang kami gunakan untuk menciptakan efek cahaya dengan percikan.''

"Itu tidak berbahaya, kami tidak pernah memiliki masalah dengan itu. Saat api menyala, seorang penjaga memberikan alat pemadam kebakaran, vokalis mencoba untuk menggunakannya tetapi alat itu tidak bekerja.''

Dia menyebut anggota band mereka turut tewas dalam insiden ini.

Lembaga penyiaran Brasil, Globo, mengatakan kebanyakan korban berusia antara 16 hingga 20 tahun.

Sebuah pusat kebugaran setempat digunakan sebagai kamar mayat sementara karena kamar mayat utama kota itu tidak mampu menampung banyak jenazah.

Keluarga korban hingga saat ini masih berdatangan guna mengidentifikasi korban tewas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com