JAKARTA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris David Cameron mengumumkan akan melakukan referendum terhadap rakyat Inggris pada akhir tahun 2017 untuk mempertimbangkan keanggotaan Inggris di Uni Eropa. Hal itu dilakukan jika Partai Konservatif terpilih kembali di tahun 2015.
Uni Eropa terdiri dari 27 negara termasuk Inggris, tetapi Inggris tidak menjadi anggota dalam mata uang bersama euro. Rencana ini terkait dengan penolakan Inggris terhadap rencana UE menerapkan pajak di sektor finansial (financial trade tax).
Menurut ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, FTT ini diperkirakan bisa meraup penerimaan total 57 miliar euro. Inggris tampaknya ingin memanfaatkan kebijakan FTT untuk memperbesar peran London sebagai pusat keuangan di Eropa sekaligus sebagai strategi politik Partai Konservatif di tengah ekonomi Inggris yang saat ini melemah.
Menurut Lana di Jakarta, Senin (28/1/2013), rencana referendum ini bisa memicu ketidakstabilan baru di Uni Eropa yang saat ini belum menunjukkan perbaikan ekonomi. Ini sekaligus menambah ketidakpastian investor terhadap kondisi jangka panjang kawasan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.