Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Krisis Mali, Afrika Utara Siaga

Kompas.com - 13/01/2013, 02:47 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Tiga negara Afrika Utara yakni Libya, Aljazair, dan Tunisia bersiaga di masing-masing perbatasan. Menurut warta AFP pada Sabtu (12/1/2013), kesepakatan kerja sama itu ditekan di Ghadames, Libya antara Perdana Menteri (PM) Libya Ali Zeidan, PM Aljazair Abdelmalek Sellal, dan PM Tunisia  Hamadi Jebali.

Penguatan perbatasan dengan pasukan gabungan, dalam kerja sama itu, akan mengatasi tantangan regional termasuk terorisme, perdagangan senjata, dan kejahatan terorganisasi. Mereka berjanji dalam rencana 11-pasal untuk membuat pos pemeriksaan perbatasan umum dan mengintensifkan kerja sama di bidang keamanan melalui patroli bersama. Ketiganya bersumpah untuk juga mengatasi kejahatan terorganisasi dan terorisme.
    
Dalam pertemuan itu, ketiganya juga membahas krisis di Mali. Negeri itu berbatasan dengan Aljazair. Informasi terkini, tentara Mali siap untuk merebut kembali sebuah kota kunci dari kelompok Islamis yang mengancam untuk bergerak maju ke ibu kota setelah Perancis mengirim  angkatan udara. "Hal ini diperlukan untuk menemukan solusi politik guna mengatasi krisis ini dengan meningkatkan dialog antara pihak-pihak yang berbeda di Mali demi melestarikan kedaulatan dan kesatuan wilayahnya," kata mereka dalam satu pernyataan bersama.
    
PM Libya Ali Zeidan mengatakan kepada wartawan,"Situasi di Mali membuat kami bertemu dalam rangka mencegah dan mengatasi konsekuensinya."
    
Menurut Ali Zeidan hal ini membutuhkan koordinasi erat antara militer dan dinas intelijen untuk mencegah sesuatu yang mungkin memengaruhi keamanan, pergerakan orang, perdagangan senjata dan narkoba, terorisme serta perdagangan manusia.
    
Pihak berwenang Libya pada Desember memutuskan untuk menutup perbatasan dengan Aljazair, Niger, Chad, dan Sudan. Libya pun menetapkan wilayah selatan yang kaya minyak sebagai zona militer. Menurut para analis, langkah ini sebagai respon terhadap krisis di Mali.
    
Meskipun Libya tidak berbagi perbatasan dengan Mali, hal itu telah berpengaruh buruk dengan melimpahnya senjata dan pejuang, baik Tuareg dan kelompok Islam, pendukung pemberontakan 2011 yang menggulingkan mendiang Moammar Khadafy.
    
Lantaran pemerintah negara-negara Afrika Barat sekarang mendorong intervensi mengusir kelompok jihad dari Mali utara, Libya dan negara-negara tetangganya, khususnya Aljazair, takut bahwa para pejuang dan senjata mereka akan mengalir kembali ke kawasan Afrika Utara melintasi Sahara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com