WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat, Senin (7/1), menyebutnya perubahan nama Otoritas Nasional Palestina menjadi Negara Palestina sebagai "gagasan buruk". AS berkeras negara Palestina hanya dapat diperoleh melalui penyelesaian lewat perundingan dengan Israel.
"Kebijakan kami untuk terus menyebutnya Otoritas Palestina, sampai tiba waktunya ada kesepakatan melalui perundingan bagi satu negara dengan perbatasan, takkan berubah," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, kepada wartawan.
"Anda tak dapat menciptakan negara dengan retorika dan dengan cap serta nama," kata Nuland lagi. "Anda hanya dapat menciptakan negara, dalam konteks ini, melalui perundingan bilateral."
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan dekrit hari Minggu, yang memerintahkan penggunaan nama Negara Palestina di semua cap resmi termasuk kartu tanda pengenal, surat izin mengemudi, dokumen resmi, paspor dan kop surat resmi.
Itu merupakan langkah resmi pertama yang dilakukan ke arah satu negara sejak Sidang Majelis Umum PBB memberi Palestina peningkatan status jadi negara pengamat non-anggota pada November tahun lalu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu, menyampaikan penentangannya terhadap tindakan tersebut. Ia mengatakan negara Palestina hanya dapat lahir melalui kesepakatan perdamaian dengan Israel.
Nuland mengatakan, utusan khusus AS, David Hale, dijadwalkan berada di Jerusalem untuk melakukan pertemuan pada Senin malam, dan ia direncanakan bertemu Abbas pada hari berikutnya. "Kami tentu saja akan memberitahu mereka bahwa itu adalah gagasan yang buruk dan itu takkan mengubah apa pun bagi rakyat Palestina," katanya. "Dan jika mereka benar-benar ingin mengubah keadaan bagi rakyat Palestina, mereka perlu kembali ke meja perundingan."
Israel telah mengumumkan akan memperluas permukiman Yahudi di wilayah pendudukan sejak Paelstina menjadi negara pengamat non-anggota PBB. Tindakan Israel itu telah memicu kecaman bahkan dari Washington dan Uni Eropa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.