Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Nilai Perubahan Nama Palestina sebagai "Ide Buruk"

Kompas.com - 08/01/2013, 08:22 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat, Senin (7/1), menyebutnya perubahan nama Otoritas Nasional Palestina menjadi Negara Palestina sebagai "gagasan buruk". AS berkeras negara Palestina hanya dapat diperoleh melalui penyelesaian lewat perundingan dengan Israel.

"Kebijakan kami untuk terus menyebutnya Otoritas Palestina, sampai tiba waktunya ada kesepakatan melalui perundingan bagi satu negara dengan perbatasan, takkan berubah," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, kepada wartawan.

"Anda tak dapat menciptakan negara dengan retorika dan dengan cap serta nama," kata Nuland lagi. "Anda hanya dapat menciptakan negara, dalam konteks ini, melalui perundingan bilateral."

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan dekrit hari Minggu, yang memerintahkan penggunaan nama Negara Palestina di semua cap resmi termasuk kartu tanda pengenal, surat izin mengemudi, dokumen resmi, paspor dan kop surat resmi.

Itu merupakan langkah resmi pertama yang dilakukan ke arah satu negara sejak Sidang Majelis Umum PBB memberi Palestina peningkatan status jadi negara pengamat non-anggota pada November tahun lalu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu, menyampaikan penentangannya terhadap tindakan tersebut. Ia mengatakan negara Palestina hanya dapat lahir melalui kesepakatan perdamaian dengan Israel.

Nuland mengatakan, utusan khusus AS, David Hale, dijadwalkan berada di Jerusalem untuk melakukan pertemuan pada Senin malam, dan ia direncanakan bertemu Abbas pada hari berikutnya. "Kami tentu saja akan memberitahu mereka bahwa itu adalah gagasan yang buruk dan itu takkan mengubah apa pun bagi rakyat Palestina," katanya. "Dan jika mereka benar-benar ingin mengubah keadaan bagi rakyat Palestina, mereka perlu kembali ke meja perundingan."

Israel telah mengumumkan akan memperluas permukiman Yahudi di wilayah pendudukan sejak Paelstina menjadi negara pengamat non-anggota PBB. Tindakan Israel itu telah memicu kecaman bahkan dari Washington dan Uni Eropa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com