Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Korban 1.000 Orang Lebih

Kompas.com - 17/12/2012, 04:58 WIB

Manila, Minggu - Jumlah korban topan Bopha yang menerjang wilayah selatan Filipina, dua pekan lalu, bisa menjadi yang terburuk di negeri itu. Hingga Minggu (16/12), Pemerintah Filipina mengatakan, jumlah korban sudah melampaui 1.000 orang, sedangkan ratusan orang belum ditemukan.

”Topan Bopha menewaskan 1.020 orang. Sebagian besar merupakan penduduk Kepulauan Mindanao. Kawasan itu dilanda banjir besar dan tanah longsor pada 4 Desember lalu,” kata Kepala Badan Pertahanan Sipil Benito Ramos.

Selain korban tewas, masih ada sekitar 844 orang yang belum ditemukan. Separuh dari mereka adalah nelayan yang sedang melaut ketika Bopha menerjang. Ramos menambahkan, dikhawatirkan mereka yang hilang telah tewas.

”Jumlah korban tewas akan lebih tinggi lagi. Kami menemukan beberapa jenazah kemarin, tertimbun di balik tumpukan kayu dan batu yang terbawa banjir,” katanya.

Ramos menambahkan, korban bencana alam terparah yang melanda Filipina pada tahun ini akan melampaui korban topan Washi yang menewaskan 1.258 orang. Topan Washi melanda Filipina pada Desember 2011.

Kemungkinan kecil

Lebih dari 27.000 orang masih tinggal di penampungan, hampir dua pekan setelah topan Bopha melanda. Pencarian korban tewas dan hilang terus dilakukan.

Juru bicara militer Kolonel Lyndon Paniza mengaku tidak terlalu optimistis dapat menemukan korban selamat. Paniza memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah banyak. ”Sudah 12 hari, tampaknya sangat kecil kemungkinan masih ada yang selamat,” katanya.

Di antara para korban termasuk tujuh tentara yang tewas dan empat orang yang hilang ketika sedang mencari korban.

Di kota New Bataan terdapat 500 korban tewas, termasuk 235 jenazah yang belum dapat diidentifikasi. Rakyat masih berupaya untuk memulai kehidupan kembali, membangun tempat penampungan dari sisa-sisa kayu.

Wali Kota New Bataan Lorenzo Balbin menyatakan, jumlah korban tewas mungkin akan bertambah karena banyak penglaju yang melewati kota itu untuk bekerja di pertambangan kecil dan perkebunan yang tidak terdaftar sebagai penduduk ikut menjadi korban. Oleh karena tidak ada orang yang melaporkan kehilangan, kematian mereka mungkin tidak diketahui.

Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional memperkirakan kerusakan tanaman dan infrastruktur mencapai 7,15 miliar peso atau 174 juta dollar AS. (AFP/JOE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com