Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejatuhan Rezim Kian Dekat

Kompas.com - 14/12/2012, 03:07 WIB

”Anda harus melihat berbagai fakta di depan mata, rezim pemerintah (Suriah) saat ini terus kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah negara itu,” tutur Bogdanov.

Ini merupakan pernyataan publik pertama seorang pejabat tinggi Rusia—salah satu sekutu Suriah—akan kemungkinan kekalahan Assad.

Pernyataan Bogdanov disusul pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen di Brussels, Belgia. Menurut Rasmussen, rezim Assad sudah semakin mendekati keruntuhan. ”Saya mendesak rezim untuk menghentikan semua kekerasan dan menyadari situasi sesungguhnya,” kata Rasmussen.

Pada hari yang sama, Menteri Keuangan Irak Rafa al-Essawi turut menyuarakan peringatan yang sama. ”Ada peningkatan nyata dalam fokus perhatian masyarakat internasional terhadap Suriah, ada kekhawatiran nyata terkait penggunaan senjata kimia,” ujar Essawi di sela-sela pertemuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) di Amman, Jordania.

Melihat situasi tersebut, Essawi berpendapat, perubahan di Suriah akan terjadi dalam waktu dekat. ”Secara pribadi, saya berpikir (perubahan akan terjadi) dalam hitungan minggu,” ujarnya.

Pernyataan-pernyataan tersebut diberikan hanya sehari setelah 130 negara yang tergabung dalam kelompok Sahabat Suriah mengakui Koalisi Nasional (NC) Suriah, yang merupakan gabungan kelompok oposisi, sebagai satu-satunya perwakilan rakyat Suriah.

Beberapa negara, termasuk AS, Inggris, Perancis, dan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), telah lebih dulu memberikan pengakuan.

Makin terlihat

Langkah konkret AS terhadap rezim Assad semakin terlihat dalam sebulan terakhir. AS mengatakan militer Suriah telah selesai meracik senjata pemusnah massal berupa bom-bom yang diisi senjata kimia jenis gas sarin.

Pekan lalu Presiden AS Barack Obama memperingatkan Presiden Assad tentang konsekuensi tertentu yang akan ditanggungnya jika bom kimia itu digunakan untuk menyerang rakyatnya sendiri. Bahkan, AS mengancam menggunakan opsi militer.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com