Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chavez Operasi Lagi, Tunjuk Maduro

Kompas.com - 10/12/2012, 02:34 WIB

Caracas, Minggu - Presiden Venezuela Hugo Chavez, Minggu (9/12), pergi ke Kuba untuk kembali menjalani operasi kanker. Sebelum berangkat, ia mengumumkan di televisi bahwa penyakit kankernya muncul kembali dan menunjuk Wakil Presiden Nicolas Maduro sebagai calon penggantinya seandainya ”sesuatu terjadi” kepadanya.

Berbicara di televisi nasional hari Sabtu malam, Chavez yang emosional mengatakan, kembalinya sel-sel kanker itu terdeteksi dalam kunjungannya baru-baru ini ke Kuba dan dia akan kembali ke Havana untuk menjalani operasi. Sebelumnya, ia telah menjalani dua kali operasi kanker.

Chavez mengakui kondisi kesehatannya serius dengan mengatakan untuk pertama kali bahwa dia menderita komplikasi. ”Ada risiko. Siapa bisa membantahnya?” kata Chavez, yang duduk di istana kepresidenan didampingi Maduro dan para pembantunya.

Chavez juga mengatakan, Maduro harus mengambil alih tempatnya sebagai pemimpin Venezuela dan melanjutkan gerakan sosialisnya. ”Apa pun yang terjadi, kita harus menjamin terus majunya Revolusi Bolivar,” kata Chavez.

Tanpa memberi rincian, Chavez mengatakan, dalam pemeriksaan terakhir, para dokter mendeteksi sel-sel ganas di area yang sama seperti sebelumnya.

Kankernya pertama kali terdeteksi di daerah panggul. Baik Chavez maupun para dokternya di Kuba tidak pernah mengungkapkan jenis kanker yang dideritanya.

Para pendukungnya yang berkumpul di alun-alun kota di seluruh negeri merasa terkejut dan sedih mendengar berita dari pemimpin sosialis berusia 58 tahun itu.

Chavez, yang belum dilantik untuk masa jabatan barunya setelah menang kembali dalam pemilu 7 Oktober, baru kembali dari Havana, Jumat pekan lalu. Tim dokternya di Kuba mengatakan perlunya operasi segera.

Kepulangannya yang singkat ke Venezuela tampaknya untuk memberi perintah jelas kepada lingkaran dalamnya bahwa Maduro adalah pilihannya sebagai pengganti. Chavez juga meminta rakyat memilih Maduro dalam pemilu mendatang. ”Saya meminta ini kepada Anda dari lubuk hati,” katanya.

Berdasarkan konstitusi, kalau presiden terpilih tidak bisa melakukan tugasnya sebelum pelantikan, yang dijadwalkan pada tanggal 10 Januari, pemilu baru harus diadakan.(AP/AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com