Hingga Rabu malam, jumlah pasti korban tewas bervariasi. Kantor berita Reuters menyebut sedikitnya 283 orang tewas, Agence France-Presse (AFP) menyebut 274 orang, dan Associated Press (AP) menyatakan korban tewas telah melampaui 280 orang.
Topan Bopha menghantam Pulau Mindanao, Filipina selatan, Selasa, hingga merobohkan pepohonan dan menerbangkan rumah-rumah dengan embusan angin berkecepatan hingga 210 kilometer per jam sebelum mereda dan bergerak ke arah Laut China Selatan.
Resor pantai dan tempat menyelam di Pulau Palawan juga terpukul oleh salah satu topan terbesar yang melanda Filipina tahun ini. Namun, Pulau Mindanao adalah yang paling parah terkena dampak bencana itu. Tanah longsor dan banjir terjadi di sepanjang pesisir, daerah pertanian, dan kota-kota tambang.
Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas dan Menteri Kesejahteraan Sosial Corazon Soliman, yang terbang ke selatan untuk menginspeksi kerusakan, menggambarkan ribuan rumah hancur dan jenazah para korban bergelimpangan di tanah.
”Nyaris tak ada bangunan yang tidak rusak,” kata Roxas.
”Kami harus segera mengirim kantong jenazah, pakaian kering, dan yang paling penting tenda karena mereka yang selamat kini tinggal di udara terbuka,” kata Soliman.
Jenazah-jenazah yang masih terbalut lumpur dibawa dengan truk-truk tentara dan diletakkan berjejer di terpal untuk diidentifikasi para kerabat mereka.
Para pejabat khawatir lebih banyak korban tewas bisa ditemukan saat petugas mencapai daerah-daerah yang terisolasi tanah longsor dan banjir.