Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Rebut Pangkalan Militer

Kompas.com - 20/11/2012, 02:54 WIB

Aleppo, Senin - Pasukan oposisi Suriah mengklaim telah merebut sebuah markas militer di tepi ruas jalan penghubung antara Aleppo, kota terbesar Suriah, dan perbatasan dengan Turki, Minggu (18/11). Rekaman video menunjukkan, pasukan oposisi berkeliaran di antara tank dan senjata berat sitaan di pangkalan militer Orum al-Sughra.

Belum ada konfirmasi resmi dari aparat Suriah terkait informasi itu. Namun, rekaman video memperlihatkan banyak anggota Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berkeliaran dan menguasai pangkalan luas yang diyakini sebagai markas utama militer Suriah. Bukti lain, 18 tentara loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad ditahan oleh pasukan oposisi.

Sebuah pernyataan di Media Center Aleppo mengatakan, setidaknya 15 tank telah disita. Beberapa pejabat loyalis Assad juga ditangkap. Mohammad Abdallah, juru propaganda oposisi di wilayah Suriah utara, mengatakan, dari pangkalan di Sughra itu militer menyerang kota dan kampung di Aleppo serta wilayah tetangganya di Provinsi Idlib.

Basis militer yang diduduki oposisi itu berada sekitar 25 kilometer sebelah barat Aleppo. Basis itu juga berada di pertengahan antara Aleppo dan tapal batas Turki, tetangga Suriah yang kini bersiaga menempatkan pasukan dan persenjataannya.

Permintaan rudal

Turki dikabarkan berencana mengajukan permintaan resmi ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menempatkan rudal antirudal Patriot di perbatasan dengan Suriah. Permintaan itu dilakukan untuk memperkuat perbatasan sekaligus menangkis serangan mortir Suriah yang sering menyasar ke wilayah Turki.

Hanya AS, Belanda, dan Jerman yang memiliki sistem rudal Patriot yang diinginkan Turki itu. Belanda dan Jerman dikabarkan siap mengirimkan rudal-rudal itu ke Turki sebagai sesama anggota NATO.

Meski demikian, Jerman belum memutuskan pengiriman rudal itu ke Turki. Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maiziere mengatakan, Jerman akan mempelajari dulu permintaan itu. ”Saya kira akan ada permintaan Pemerintah Turki ke NATO hari ini untuk menggelar rudal Patriot di perbatasan Turki,” kata Maiziere di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa di Brussels.

Belanda belum mendapat permintaan resmi dari Turki terkait rudal untuk pengamanan perbatasan. China dan Iran menolak keras campur tangan asing terhadap urusan domestik Suriah.

NATO belum menerima permintaan Turki, tetapi akan mempertimbangkannya ”sebagai suatu hal mendesak”. Hal itu dikatakan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen kepada wartawan saat ia tiba di Brussels.

”Turki bisa mengandalkan solidaritas sekutunya,” katanya dengan menekankan bahwa rudal hanya untuk menghadang mortir, bukan untuk menegakkan zona larangan terbang di Suriah. ”Kami tak berbicara tentang zona larangan terbang. Jika kita ingin menggelar rudal Patriot itu akan menjadi murni untuk membela dan melindungi Turki,” katanya.(REUTERS/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com