Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Milisi Kurdi Ambil Alih Beberapa Kota

Kompas.com - 16/11/2012, 02:13 WIB

Derik, Kamis - Militan Kurdi dilaporkan telah mengambil alih beberapa kota di timur laut Suriah, di dekat perbatasan Turki dan Irak, Kamis (15/11). Aktivis menyebut hal itu sebagai bagian ”permainan kotor” anti-Turki rezim Suriah.

Ratusan warga berkumpul di luar kantor pusat keamanan kota Derik, Kamis. Bangunan itu adalah properti terakhir yang telah ditinggalkan tentara dan polisi. Massa mengumandangkan musik dan mendengarkan pidato dalam bahasa Kurdi yang secara resmi telah dilarang.

”Kami mencoba memberi tahu rakyat Assad agar pergi meninggalkan kota dengan damai. Kami orang-orang yang damai,” kata Abdi Karim (56), seorang perwira Unit Pertahanan Rakyat (YPG), milisi yang terlibat dalam merebut kembali kota Derik.

Pengambilalihan terjadi beberapa hari setelah warga Kurdi yang didukung milisi Partai Uni Demokrat Kurdi Suriah (PYD) mengambil alih tiga kota lain di dekat perbatasan Turki. Pasukan propemerintah telah diusir dari kota ini tanpa perlawanan.

Wilayah utara dan timur laut Suriah adalah basis sebagian besar warga minoritas Kurdi yang berjumlah dua juta orang. Milisi Kurdi itu beroperasi lepas dari pasukan oposisi, Tentara Pembebasan Suriah (FSA). ”Ada perbedaan antara kekuatan antirezim dan oposisi Arab, terutama masalah nasionalisme Kurdi dan pengakuan atas bahasa Kurdi sebagai bahasa kedua yang paling banyak digunakan di Suriah,” kata aktivis Kurdi, Massud Akko.

Di lapangan, Karim, anggota YPG, membuat pemisahan secara tegas. ”Jika FSA datang sebagai tamu, kami mempersilakan mereka. Meski demikian, pejuang non-Kurdi tak akan diizinkan masuk ke kota ini,” katanya.

”Kami akan melindungi rakyat kami dari Turki, FSA, dan Assad,” kata Karim. Akko mengatakan, pasukan rezim Assad telah menyerahkan wilayah itu secara sengaja kepada PYD. Hal itu memperlihatkan pengambilalihan telah dilakukan secara damai.

”Penyerahan institusi oleh rezim kepada PYD adalah permainan kotor,” kata Akko. ”Ini adalah pesan ke Turki karena Turki membantu oposisi Suriah. Saya tidak mengatakan partai bekerja sama dengan rezim. Namun, kedua belah pihak saling bertoleransi,” tambah Akko.

Sementara organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR) menjelaskan, kekerasan di Suriah dalam 20 bulan ini telah menewaskan lebih dari 39.000 orang. Kebanyakan korban adalah warga sipil. (AFP/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com