Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Keriuhan Tradisi "Meugang" di Bireuen

Kompas.com - 25/10/2012, 10:23 WIB
Kontributor Aceh, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Antusias masyarakat menyerbu meugang --tradisi membeli daging sapi pada keramaian sehari sebelum hari raya, tinggi. Kendati harga daging dipatok Rp 130.000 per kilogram, ribuan warga tumpah ruah sejak Kamis pagi (25/10/2012) di sejumlah titik lokasi meugang di Kabupaten Bireuen. Pemandangan itu setidaknya terlihat di Kecamatan Peusangan.

Tradisi meugang atau juga disebut meugang chek, telah turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Di jantung Kota Sate Matang tersebut, transaksi jual beli daging dimulai sejak subuh hingga siang harinya. Ratusan bahkan ribuan masyarakat tumpah di jalanan sepanjang areal dadakan yang digelar pedagang.

Ratusan lapak ikut memadati lokasi meugang, dengan meja-meja kayu berukuran sedang yang berjejer rapi di dalam lorong-loron berukuran sempit. Kendati mahal, warga tetap memadati ratusan lapak tersebar untuk memburu kebutuhan mereka.

Selain sapi, daging kerbau maupun kambing juga dijual kendati terbatas. “Lazimnya daging meugang adalah sapi yang menjadi keharusan dibeli,” kata Rosmaity, seorang ibu rumah tangga asal Kecamatan Kota Juang.

Begitu pun masyarakat mengaku masih bisa menawar harga, meskipun patokan dari si pedagang cukup tinggi. Sejak pagi ini, harga daging ditaksir per kilogram mencapai Rp130.000, harga bervariasi bisa diperoleh dari berbagai jenis bagian daging sapi lainnya pula. Seperti tulang bagian belakang, tulang rusuk, hati, jantung, paru-paru, bahkan kulitnya sekalipun.

Antusias pembeli menjadikan dagangan laris manis meskipun waktu baru menunjukkan pukul 10 pagi. Tak jarang, si pedagang berani menyiapkan empat hingga lima ekor sapi untuk disembelih pada perayaan meugang tersebut.

Ahmad (42), seorang pedagang dan pemilik sapi mengaku telah menyiapkan lima ekor sapi miliknya—dua di antaranya dibeli dari orang lain—untuk digelar di satu lapak yang telah disiapkannya sejak kemarin siang. Ia mengaku telah melakoni kegiatan khusus itu selama delapan tahun terakhir ini.

Hasil penjualan dengan nominal melebihi target yang diterimanya menambah daya tarik baginya dengan mempersiapkan sapi-sapi untuk kebutuhan meugang.

Tim pemeriksaan dari Dinas Peternakan Kabupaten Bireuen, tampak andil menyambangi satu-persatu lapak yang tersedia di sana. “Kami memastikan kesehatan dan kelayakan konsumsi daging sapi yang telah disembelih itu,” ujar drh. Afriza, Kepala bidang Peternakan setempat.

Tiga orang tim ditambah dua dari Petugas Peternakan Lapangan (PPL) kecamatan, disiagakan guna melakukan pemeriksaan sekaligus wawancara singkat dengan para pedagang di sana. “Alhamdulilah, sejauh ini tidak ada yang membahayakan,” sebut Afriza.

Kendati pasar dadakan ini menimbulkan kesemrawutan lalu lintas, tradisi meugang di Aceh bisa dimengerti oleh pengguna jalan sehingga tidak diributkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com