Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wissam al-Hassan, Korban Revolusi Suriah

Kompas.com - 23/10/2012, 02:23 WIB

Kekhawatiran krisis Suriah merembes ke negara tetangga kini sudah mulai jadi kenyataan. Setelah ketegangan hubungan Suriah-Turki, kini giliran Lebanon, negara tetangga sebelah barat Suriah, yang terkena imbas. Sejak awal, Lebanon sudah diprediksi akan segera menjadi tempat kepanjangan krisis Suriah, mengingat hubungan historis, budaya, dan geografis antara dua negara itu.

Masyarakat Lebanon secara politik, ideologi, sosiologis, dan mazhab keagamaan seakan digariskan untuk terpolarisasi secara tajam antara pihak yang pro dan kontra Suriah. Apa pun yang terjadi di Suriah akan segera menular ke Lebanon, demikian pula sebaliknya.

Suriah selalu hadir di semua pentas peristiwa Lebanon sepanjang sejarahnya, terutama selama Perang Saudara Lebanon (1975-1990). Lebanon pun senantiasa hadir dalam semua panggung peristiwa Suriah, termasuk dalam revolusi rakyat Suriah saat ini.

Oleh sebab itu, tak heran jika terjadi pembunuhan Kepala Seksi Informasi (Intelijen) di Kementerian Dalam Negeri Lebanon, Brigadir Jenderal Wissam al-Hassan (47), Jumat (19/10), di Distrik Ashrafiyeh, Beirut Timur. Insiden itu adalah bagian dari imbas revolusi Suriah yang meletup sejak Maret 2011.

Lebanon telah membayar harga sangat mahal dengan tewasnya tokoh intelijen sekelas Brigjen Wissam al-Hassan. Dia adalah perwira tinggi bermazhab Sunni yang berperan besar dalam mengungkap kasus pembunuhan dan aksi konspirasi lain yang melibatkan tokoh atau organisasi pro-Suriah di Lebanon.

Prestasi terpenting terakhirnya adalah keberhasilan mengungkap rencana peledakan di beberapa wilayah Lebanon yang melibatkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mantan Menteri Informasi Lebanon Michel Samaha yang pro-Suriah.

Hassan juga berhasil membongkar 30 jaringan mata-mata Israel di Lebanon dan jaringan kelompok radikal yang ingin mengguncang stabilitas negeri itu.

Tewasnya Wissam al-Hassan tak pelak lagi memicu ketegangan politik di Lebanon saat ini. Kubu kontra Suriah, khususnya kelompok Al Mustaqbal pimpinan Saad Hariri, menuduh Suriah berada di balik pembunuhan Hassan.

Menjadi incaran

Hassan yang pernah menjadi kepala protokol mantan PM Rafik Hariri (tewas pada Februari 2005) menjadi sangat populer di mata publik Lebanon karena prestasi luar biasanya di bidang intelijen. Namun, prestasinya itu sekaligus menuai ancaman dari sejumlah kalangan yang dirugikan.

Itu yang membuat Hassan segera menyadari bahwa dirinya menjadi incaran pembunuhan. Ia selalu berpindah-pindah tempat di Beirut untuk menjaga keselamatannya. Bahkan, ia sering bermalam di kantornya. Ia juga mengirim keluarganya ke Paris, Perancis, untuk menyelamatkan mereka dari ancaman bahaya.

Hassan sendiri baru tiba di Beirut dari Eropa sehari sebelum ia dibunuh. Kedatangannya semi-rahasia dan hanya diketahui segelintir teman-teman dekatnya.

Menurut sumber-sumber keamanan di Beirut, seperti dikutip harian Asharq Al Awsat, operasi pembunuhan Hassan sangat terorganisasi dan profesional, yang dilancarkan sebuah kelompok dengan melibatkan lebih dari 20 orang berkemampuan luar biasa.

Arsitek pembunuhan Wissam al-Hassan diduga kuat adalah bagian dari jaringan yang membunuh tokoh-tokoh kontra Suriah, seperti mantan PM Lebanon Rafik Hariri pada tahun 2005, anggota parlemen dan wartawan senior Gibran Tueni tahun 2005, serta anggota parlemen Antione Ghanim tahun 2007. (Musthafa Abd Rahman dari Kairo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com