Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CIA di Balik Ketegangan Suriah-Turki

Kompas.com - 21/10/2012, 08:18 WIB

Hubungan Suriah-Turki sudah tak harmonis sejak meletupnya revolusi rakyat di Suriah pada bulan Maret 2011 melawan rezim keluarga Assad, yang berkuasa di negeri itu sejak tahun 1969. Turki mendukung penuh revolusi rakyat Suriah, seperti Turki juga mendukung revolusi rakyat dalam gelombang Musim Semi Arab di Mesir, Tunisia, Libya, dan Yaman.

Namun, hubungan tegang kedua negara itu nyaris berbuah konflik militer terbuka sejak pasukan kedua negara saling berbalas tembakan di perbatasan, menyusul tewasnya enam warga sipil Turki akibat tembakan militer Suriah awal Oktober lalu.

Otoritas Turki, Rabu (10/10), kemudian memaksa pesawat Airbus A320 milik Syrian Air mendarat di ibu kota Turki, Ankara. Turki berdalih pesawat sipil milik Suriah itu membawa peralatan militer dari Rusia.

Hubungan Suriah-Turki semakin memanas setelah kedua negara itu hari Minggu (14/10) saling menutup wilayah udara masing-masing untuk penerbangan sipil satu sama lain.

Perkembangan dramatis menyangkut hubungan Suriah-Turki itu tak terlepas dari peran Badan Intelijen Pusat AS (CIA). Media massa Turki mengungkapkan, CIA sejak September telah mengingatkan otoritas Turki agar mewaspadai semua pesawat yang melintasi wilayah udara Turki menuju Suriah.

Penulis senior Hoda El Husseini dalam artikelnya di harian Asharq al Awsat edisi Kamis (18/10) juga mengungkapkan, CIA pada 10 Oktober memberi informasi intelijen kepada otoritas Turki bahwa pesawat Airbus A320 milik Syrian Air yang baru lepas landas dari Moskwa membawa peralatan militer.

Mengontak Rusia

Kementerian Luar Negeri Turki saat itu langsung mengontak Kedubes Rusia di Ankara untuk memberi tahu bahwa pesawat tempur Turki akan memaksa pesawat itu mendarat di Ankara meski ada 18 warga Rusia di dalam pesawat.

Pihak Turki mengatakan kepada Kedubes Rusia di Ankara bahwa pesawat Suriah itu membawa peralatan militer untuk rezim Presiden Bashar al-Assad.

Sempat terjadi perundingan alot antara Turki dan Rusia. Rusia menolak keras niat Turki mendaratkan secara paksa pesawat sipil Suriah itu. Sebaliknya, Turki bersikeras akan mendaratkan pesawat sipil itu.

Turki berdalih ada sandaran hukum internasional yang menegaskan bahwa peralatan militer dilarang diangkut dengan pesawat sipil atau melewati wilayah udara negara tertentu tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Otoritas Turki saat itu juga mengajukan jaminan keselamatan terhadap 18 warga Rusia yang berada di pesawat. Pesawat tempur Turki akhirnya mendaratkan secara paksa pesawat sipil Suriah itu. Namun, ketegangan diplomatik antara Turki dan Rusia tidak dapat dihindari.

Rusia mengecam keras pendaratan secara paksa pesawat sipil Suriah di Ankara itu. Sebaliknya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland menyatakan AS mendukung Turki dalam pendaratan paksa pesawat sipil Suriah tersebut.

Titik terpenting dalam kasus itu adalah CIA sering berada di belakang ketegangan atau bahkan perang terbuka di antara dua negara atau kelompok, termasuk saat hubungan Suriah-Turki memanas saat ini. (Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com