Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebanon Tuding Suriah

Kompas.com - 21/10/2012, 03:39 WIB

Mikati mengaku sempat mengajukan pengunduran diri kepada Presiden Lebanon Michel Suleiman, tetapi permintaan itu tidak dikabulkan. ”Saya menerima (permintaan Presiden agar saya tidak meninggalkan jabatan perdana menteri) karena ada kekhawatiran Lebanon akan jatuh dalam kekacauan,” ujar Mikati.

Harian Beirut Star menyebutkan, serangan bom mobil tersebut jelas-jelas bertujuan memicu gelombang kekacauan baru di Lebanon.

”Jika tujuannya untuk mengalihkan perhatian dari berbagai kejadian di Suriah, rakyat harus waspada dan mencegah setiap upaya untuk menyeret Lebanon ke dalam ketegangan dan pertikaian sipil,” tulis surat kabar itu.

Suriah memiliki sejarah panjang mencampuri urusan dalam negeri Lebanon. Pemerintah Suriah mendukung berbagai pihak di Lebanon selama perang saudara terjadi di negara itu tahun 1975-1990. Suriah bahkan menempatkan pasukannya di Lebanon sampai tahun 2005.

Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang berasal dari kelompok Alawite—salah satu sekte dalam aliran Syiah, mendapat dukungan dari kelompok Hezbollah di Lebanon. Hezbollah adalah kelompok Syiah yang selama ini mendapat dukungan dari Iran dan Suriah.

Mantan PM Lebanon Saad al-Hariri juga menuduh Assad berada di balik aksi bom mobil pada Jumat lalu. Dalam penyelidikan lain Hassan, terungkap bahwa ayah al-Hariri, mantan PM Lebanon Rafiq al-Hariri, juga tewas dalam serangan yang melibatkan Suriah dan Hezbollah pada 2005. Pihak Suriah dan Hezbollah membantah tuduhan tersebut.

Sementara itu, di Damaskus, Utusan Khusus PBB dan Liga Arab Lakhdar Brahimi, Sabtu, terus mendesak Pemerintah Suriah menerapkan gencatan senjata guna memutus siklus pertumpahan darah yang sudah berlangsung 19 bulan.

Gencatan senjata

Brahimi berharap gencatan senjata bisa diterapkan saat libur empat hari dalam rangka Idul Adha mulai 26 Oktober.

”Kami akan berdiskusi dengan pemerintah, partai-partai politik, dan masyarakat sipil di sini tentang situasi di Suriah. Kami akan membicarakan perlunya pengurangan kekerasan saat ini dan apakah mungkin menerapkan gencatan senjata saat Idul Adha,” kata Brahimi, yang tiba di Damaskus, Jumat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com